TANGSELIFE.COM – Kementerian Perhubungan sedang merencanakan proyek pengadaan skytrain atau kereta gantung sebagai transportasi feeder dari Sentul dan Serpong menuju MRT Jakarta dan LRT Jabodebek.
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mematangkan rencana ini agar bisa segera direalisasikan.
Menurutnya, realisasi proyek ini dilakukan tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pemerintah berencana melibatkan pihak swasta sebagai investor utama.
“Jadi kita terbuka, siapa saja yang masuk dan kita sudah punya gambar-gambarnya dan mereka kemungkinan akan menyampaikan kepada kita proposalnya,” tutur Dudy.
Salah satu proyek yang sedang dalam tahap studi kelayakan adalah pembangunan kereta gantung dari ICE BSD, Tangerang, Banten, menuju Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
M. Risal Wasal selaku Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mengungkapkan bahwa proyek ini akan menghubungkan ICE BSD dengan Stasiun Rawa Buntu, melewati Bintaro hingga ke Lebak Bulus dengan jarak sekitar 21,2 kilometer.
Proyek ini cukup menarik perhatian investor dari berbagai negara.
Hingga saat ini, sudah ada 3 negara yang menunjukkan minatnya dengan melibatkan empat perusahaan dalam studi awal proyek ini.
Biaya pembangunan kereta gantung diperkirakan mencapai Rp200 miliar per kilometer, termasuk infrastruktur dan rangakaian kereta yang akan digunakan.
Berbeda dengan kereta gantung di tempat wisata seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang menggunakan kabel baja dan berkapasitas empat orang, kereta gantung di ICE BSD dan Sentul ini akan memiliki penggerak di bagian atas serta mampu mengangkut sampai 125 penumpang dalam satu kali perjalanan.
Dengan hadirnya kereta gantung di ICE BSD dan Sentul sebagai moda transportasi feeder, diharapkan bisa meningkatkan efisiensi sistem transportasi publik dan mengurangi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya.
Proyek ini juga menjadi solusi untuk masyarakat yang membutuhkan akses cepat dan nyaman menuju MRT dan LRT Jakarta.