TANGSELIFE.COM – Salah seorang warga Tangerang Selatan (Tangsel) yang hadir dalam acara kampanye calon Gubernur Banten Andra Soni mengeluhkan sulitnya memasukan anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah negeri.
Bahkan berdasarkan pengakuannya ia harus membayar uang hingga Rp10 juta hanya untuk agar anaknya masuk ke sekolah pilihannya tersebut.
Warga yang ngeluh ke Andra Soni itu tidak menyebutkan secara rinci tahun berapa kejadian tersebut dan terjadi di sekolah mana.
Keluhan itu diutarakan warga tersebut saat Andra Soni sedang memaparkan salah satu program unggulannya tentang sekolah gratis.
Secara tiba-tiba perempuan paruh baya itu meminta mikrofon kepasa salah seorang yang berada diatas panggung karena ingin menyampaikan aspirasinya kepada Andra Soni.
“Saya mohon (nanti kalau terpilih) jangan ingkar janji, pokoknya berantas korupsi sekolah pak, sama (hadirkan) pekerjaan pak. Saya yang udah pengalaman nyari bangku sampai Rp10 juta pak,” keluh warga tersebut dari tengah keramaian, Selasa, 29 Oktober 2024.
Ketika dimintai pendapatnya, Andra Soni tak menampik bahwa masih ada oknum yang melakukan praktik-praktik membantu calon siswa besekolah dengan mematok sejumlah harga.
“tadi ada yang memberikan testimoni bahwa dalam praktek PPDB, masih banyak transaksi-transaksi ilegal yang dilakukan oleh para oknum dan itu tentu harus kita perbaiki,” katanya.
Andra Soni mengaku telah memberikan perhatian khusus terhadap praktik tersebut sejak ia menjabat sebagai Ketua DPRD Banten periode 2019-2024 lalu.
Menurutnya praktik tersebut masuk dalam klasifikasi korupsi, sehingga perlu diberantas agar tidak kembali terjadi pada tahun-tahun mendatang.
“Selama saya masih menjadi ketua DPRD hal-hal tersebut telah menjadi perhatian kita dan itukan dilakukan secara gelap dan itulah yang saya bilang korupsi, maka komitmen kita adalah tidak korupsi,” tegasnya.
“Artinya praktik-praktik yang melanggar aturan tersebut harus ditegakkan jangan sampai terjadi lagi, karena itu membuat masyarakat yang harusnya berhak mendapatkan pelayanan sekolah negeri justru kalah karena uang-uang seperti itu,” pungkasnya.