TANGSELIFE.COM – Sebagai wujud nyata kepedulian terhadap pemberdayaan kelompok rentan, 9 mahasiswa Program Studi Magister Komunikasi Korporat Universitas Paramadina menggelar Workshop Shoecare Inklusif bagi penyandang disabilitas.
Kegiatan ini digelar pada Sabtu, 24 Mei 2025 di SLB Negeri 01 Jakarta dan diikuti oleh 15 peserta usia produktif sekitar 18 sampai 25 tahun.
Kegiatan ini disambut baik oleh Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden RI bidang sosial periode 2019-2024 sekaligus aktivis disabilitas.
“Saya sangat senang dengan adanya program yang menyasar penyandang disabilitas yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Paramadina. Saya turut menyemangati anak-anak untuk terus mengembangkan kemampuan dan kemandirian mereka melalui keterampilan shoecare yang diajarkan hari ini,” ujarnya.
Bekal Keterampilan untuk Kemandirian Ekonomi
Workshop ini bertujuan memberikan keterampilan merawat dan membersihkan sepatu yang dapat dikembangkan menjadi usaha mandiri.
Gagasan ini muncul dari mata kuliah Komunikasi Korporat dan Pemberdayaan Sosial yang diampu oleh Dr. Rini Sudarmanti, S.Sos., M.Si., sebagai bagian dari praktik komunikasi yang menghasilkan dampak sosial nyata.
Ketua Panitia, Erik Akmal, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari pendekatan ekonomi inklusif.
“Kami ingin mendorong kemandirian ekonomi sekaligus menghapus stigma terhadap penyandang disabilitas melalui keterampilan sederhana namun potensial dalam dunia bisnis,” ungkapnya.
Ia menambahkan, “Harapan kami, keterampilan shoecare ini dapat membuka peluang ekonomi baru dan meningkatkan kesejahteraan teman-teman disabilitas secara berkelanjutan.”
Sementara itu Kepala Sekolah SLB Negeri 01, Dedeh Kurniasih menyampaikan apresiasinya.
“Kami sangat senang dengan kegiatan ini karena dapat memberikan keterampilan yang praktis dan berguna bagi peserta kami,” ujar Dedeh.
Sementara itu, Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina, Dr. Rini Sudarmanti menekankan bahwa komunikasi korporat dapat menjadi sarana transformasi sosial.
“Melalui kegiatan ini, mahasiswa kami menunjukkan bahwa komunikasi korporat bukan hanya tentang bisnis, melainkan sarana efektif menciptakan dampak sosial nyata bagi masyarakat,” paparnya.
Data dan Fakta yang Mendorong Inisiatif
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, terdapat sekitar 22,97 juta penyandang disabilitas di Indonesia, namun hanya 45 persen yang termasuk dalam angkatan kerja.
Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding partisipasi angkatan kerja umum yang mencapai 69 persen.
Hal ini menunjukkan masih terbatasnya akses pelatihan dan peluang kerja yang setara.
International Labour Organization (ILO) menekankan pentingnya pelatihan vokasional inklusif agar ekonomi lebih adil dan menyeluruh.
Dengan demikian, kegiatan seperti Workshop Shoecare Inklusif menjadi langkah konkret dalam menjembatani kesenjangan sosial tersebut.
Kiprah Tim Mahasiswa Universitas Paramadina
Workshop ini disusun oleh 9 mahasiswa Universitas Paramadina, masing-masing memiliki peran tersendiri:
- Erik Akmal (Ketua Panitia)
- Emmy Kuswandari (Wakil Ketua)
- Felinka Destiara (Koordinator Acara)
- Anggih Purnama (Administrasi)
- Putri Syifa N (Sponsorship)
- Iriene Christina (MC)
- Tantya Legystania (Konsumsi)
- Mada Iswibawa (Dokumentasi dan Desain Kreatif)
- Isyraq Qaweem (Dokumentasi dan Desain Kreatif)
Para peserta workshop menerima e-certificate serta kesempatan untuk menerima order langsung dari pengunjung yang hadir.
Selain menambah keterampilan, hal ini diharapkan meningkatkan rasa percaya diri dan membuka jalan menuju kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Workshop Shoecare Inklusif membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk meraih masa depan yang lebih baik.