TANGSELIFE.COM – Untuk meraup cuan berlimpah, para kreator konten memanfaatkan berbagai fitur YouTube yang telah disediakan Google.

Seperti diketahui, saat ini YouTube telah menjadi salah satu platform berbagi video andalan para kreator konten dalam meraup cuan.

Konten-konten video YouTube bisa dimonetisasi sehingga menjadi ladang penghasilan bagi begitu banyak kreator konten.

Fitur YouTube untuk Raup Cuan

Belum lama ini, YouTube memperkenalkan beberapa fitur YouTube berteknologi AI yang dapat mengefisienkan bisnis secara signifikan.

Teknologi AI tersebut diyakini mampu meningkatkan ROI (Return On Investment) serta membuka lebih banyak peluang.

Beberapa fitur YouTube berteknologi AI antara lain:

1. Flip & Trim

Fitur yang digunakan untuk mengubah konten horizontal milik brand dan menyesuaikan secara otomatis untuk feed Shorts.

2. Demand Gen

Fitur ini memanfaatkan AI untuk menayangkan iklan di seluruh platform yang memiliki tingkat engagement tertinggi, termasuk YouTube dan Shorts.

3. Video Views Campaign

Fitru ini membantu pengiklan memaksimalkan jumlah penayangan di seluruh format video YouTube,

Cara kerjanya dengan menyajikan materi iklan berperforma terbaik kepada audiens yang cenderung tertarik dengan brand mereka.

4. Fitur Dubbing (pembuat sulih suara) dan animasi teks otomatis berteknologi AI untuk materi iklan yang sudah ada.

Platform video YouTube mengubah metode monetisasi konten yang membuat kreator lebih mudah mendapat penghasilan.

Kini, saluran YouTube hanya perlu 500 subscibers untuk bisa dimonetisasi dari sebelumnya 1.000 subscribers.

Disamping itu, perubahan lainnya yakni durasi video yang sebelumnya 4.000 menjadi 3.000 jam untuk bisa dimonetisasi.

YouTube juga melakukan perubahan cukup signifikan di fitur Shorts.

Kini video Shorts yang mencapai 3 juta sudah bisa dimonetisasi, dari yang sebelumnya 10 juta.

Strategi perubahan metode monetisasi ini dipakai YouTube untuk menarik konten kreator baru.

Bagaimana pun juga, YouTube bergairah untuk mengalahkan pesaingnya yakni TikTok.

Popularitas TikTok membuat konten kreator yang tadinya bergelut di YouTube memutuskan untuk pindah platform.