TANGSELIFE.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangsel telah mendistribusikan 293 ribu liter air bersih ke warga terdampak kekeringan sepanjang September 2023.
BPBD Tangsel mencatat musim kemarau mengakibatkan 1.463 kepala keluarga kesulitan air bersih.
Warga terdampak kekeringan itu berada di Kecamatan Setu dan Kecamatan Pondok Aren.
Total ada 20 titik lokasi kekeringan akibat musim kemarau panjang dalam tiga pekan terakhir.
Sebagai langkah antisipasinya, BPBD Tangsel telah mendistribusikan sedikitnya 293.500 liter air bersih di sepanjang bulan September 2023.
Pada minggu pertama, sejak tanggal 14 hingga 20 September 2023, BPBD Tangsel menyalurkan 107.500 liter air bersih untuk 15 titik kekeringan.
Selanjutnya pada minggu kedua tanggal 21 hingga 27 September 2023 BPBD Tangsel menyalurkan 111.000 liter air bersih untuk 18 titik kekeringan.
Sedangkan pada tanggal 28 hingga 30 September 2023, sedikitnya 75.000 air bersih berhasil disalurkan oleh BPBD Tangsel.
“Total pendistribusian sekitar 293.500 liter air bersih untuk masyarakat,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Tangsel, Fahrizal Gumay, ketika dikonfirmasi, Minggu, 1 Oktober 2023.
Fahrizal mengungkapkan, hingga saat ini, ada saja masyarakat yang meminta dikirimkan air bersih.
“Setiap harinya kami mengirim kurang lebih 25.000 liter air bersih, tergantung kebutuhan warga,” lanjutnya.
BPBD Tangsel: Titik Kekeringan Bertambah Jadi 20 Titik
Dari data BPBD Tangsel, sampai Minggu 1 Oktober 2023, ada 20 titik lokasi.
Kekeringan yang terjadi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Dari sebelumnya 18 titik kekeringan di Tangsel, kini bertambah dua titik menjadi total 20 titik kekeringan.
Informasi adanya pertambahan titik kekeringan di Tangsel disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangsel, Fahrizal Gumay.
Fahrizal Gumay menyebut berdasarkan laporan yang masuk ke pihaknya terdapat penambahan dua titik kekeringan.
Dua titik kekeringan tersebut tercatat berada di Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu.
Kendati demikian dirinya belum mengetahui lokasi pasti penambahan titik kekeringan tersebut.
“Laporan yang saya dapat ada dua titik di Kelurahan Muncul, tadi saya dapat laporan dari pihak Kelurahan,” kata Fahrizal Gumay.
Gumay menuturkan, dalam dua titik kekeringan itu sedikitnya terdapat 165 Kepala Keluarga yang terdampak sehingga kesulitan mendapatkan air bersih.
“Berdasarkan laporan sekitar 163 hingga 165 kepala keluarga yang terdampak,” ungkap Gumay.
Usai mendapatkan laporan tersebut, lanjut Gumay, BPBD Kota Tangsel langsung bergerak mendistribusikan pasokan air bersih untuk masyarakat di Kelurahan Muncul yang kesulitan air bersih.
Kekeringan di Tangsel, Warga Setu Isi Air Pukul 02.00 Dini Hari
Kekeringan yang melanda Kampung Sarimulya, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan kian menyulitkan warga setempat dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Untuk mendapatkan air bersih sejumlah warga harus rela mengantre di lokasi distribusi yang disediakan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Meski boleh ambil air tiga kali sehari, setiap warga merasa masih belum cukup mendapatkan air bersih.
“Saya kalau di rumah mulai mengisi air jam 02.00 dini hari, airnya juga cuma keluar kecil paling hanya mampu mengisi dua ember,” ucap Dudung warga Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.
“Untuk air sumur di rumah saya gunakan untuk konsumsi, kalau air di sini (yang disediakan pemerintah-Red) untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci,” katanya.
Di lokasi yang sama, Junaedi (40), mengaku sangat terbantu dengan bantuan distribusi air bersih yang diberikan oleh Pemkot Tangsel.
“Alhamdulillah ada bantuan air bersih seperti ini, sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan air di rumah,” ucapnya.
Di lokasi yang sama, Junaedi (40), mengaku sangat terbantu dengan bantuan distribusi air bersih yang diberikan oleh Pemkot Tangsel.
“Alhamdulillah ada bantuan air bersih seperti ini, sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan air di rumah,” ucapnya.
Khusus untuk di wilayah Sarimulya, Junaedi menyebut, Pemkot Tangsel menyediakan pasokan air bersih sebanyak 5.000 liter untuk masyarakat.
Air bersih tersebut mampu membantu kebutuhan masyarakat sekitar untuk dua atau tiga hari.
“Di sini mampu menampung 5.000 liter air, paling cuma bertahan dua hari, kalau sudah mulai abis biasanya warga komunikasi ke RT atau RW untuk kembali diisi oleh pemerintah,” pungkasnya.. (Andre Pranata)