TANGSELIFE.COM – Kekeringan yang melanda Kampung Sarimulya, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan kian menyulitkan warga setempat dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Untuk mendapatkan air bersih sejumlah warga harus rela mengantre di lokasi distribusi yang disediakan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

Meski boleh ambil air tiga kali sehari, setiap warga merasa masih belum cukup mendapatkan air bersih.

Kekeringan, Tangsel, Kecamatan Setu, Kota Tangerang, Air Bersih
Warga RT 03/RW 01 Kampung Sarimula, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, tengah antre air bersih dari Pemkot Tangerang Selatan, Selasa 26 September 2023 siang. (Foto:Andre Pranata)

 

Salah seorang warga Sarimulya, Dudung (63) mengatakan, dirinya bisa mengambil air bersih hingga tiga kali sehari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Tidak tentu kadang bisa ambil dua kali atau tiga kali sehari, sekali ambil air langsung dua galon,” kata Dudung kepada tangselife.com, Selasa 26 September 2023.

Dudung menceritakan, sumber air yang saat ini berada di rumahnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Itu disebabkan ketersediaan air tanah dari sumur di rumahnya hanya mampu menghasilkan dua wadah air bersih.

“Saya kalau di rumah mulai mengisi air jam 02.00 dini hari, airnya juga cuma keluar kecil paling hanya mampu mengisi dua ember,” ucapnya.

“Untuk air sumur di rumah saya gunakan untuk konsumsi, kalau air di sini (yang disediakan pemerintah-Red) untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci,” lanjutnya.

Di lokasi yang sama, Junaedi (40), mengaku sangat terbantu dengan bantuan distribusi air bersih yang diberikan oleh Pemkot Tangsel.

Alhamdulillah ada bantuan air bersih seperti ini, sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan air di rumah,” ucapnya.

Atasi Kekeringan, Pemkot Tangsel Pasok 5.000 Liter Air Bersih

Khusus untuk di wilayah Sarimulya, Junaedi menyebut, Pemkot Tangsel menyediakan pasokan air bersih sebanyak 5.000 liter untuk masyarakat.

Air bersih tersebut mampu membantu kebutuhan masyarakat sekitar untuk dua atau tiga hari.

“Di sini mampu menampung 5.000 liter air, paling cuma bertahan dua hari, kalau sudah mulai abis biasanya warga komunikasi ke RT atau RW untuk kembali diisi oleh pemerintah,” pungkasnya.

Moh Abror
Editor