TANGSELIFE.COM – Viral di media sosial kisah wanita di Tangerang Selatan (Tangsel) bernama Lala yang tak sadar telinganya dipenuhi dengan jamur.
Kondisi ini baru diketahui saat ia membersihkan telinga dengan cotton bud.
Ia terkejut saat cotton bud itu berubah jadi hitam pasca ia pakai untuk membersihkan telinga. Padahal ia rutin menjaga kebersihan telinganya.
“Beberapa hari setelah itu kuping gue rasanya budek dan sakit,” katanya melalui video yang viral di TikTok.
Setelah itu ia memeriksakan kondisinya ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan. Hasilnya, dokter membenarkan adanya jamur di telinga tersebut.
Salah satu pemicu munculnya jamur di telinga Lala disebut terjadi usai ia berenang dalam kondisi telinga terluka akibat keseringan menggunakan cotton bud.
Sering Mengorek Kuping Pakai Cottong Bud jadi Pemicu Tumbuhnya Jamur di Telinga
Berdasarkan keterangan dari seorang spesialis telinga hidung tenggorokan dr Ahmad Wahyudin, SpTHT-KL, kondisi ini memang bisa terjadi.
Umumnya, tumbuh jamur di telinga dipicu oleh inflamasi atau peradangan yang membuat sekeliling telinga menjadi lembap.
Pada sejumlah kasus, terlalu sering mengorek kuping memang meningkatkan faktor risiko tumbuhnya jamur di telinga.
Aktivitas tersebut bisa menyebabkan mikrotrauma yakni lapisan pelindung kulit liang telinga terganggu bahkan terkelupas sehingga mempengaruhi pH kulit, kelembapan, dan rentan infeksi, sehingga jamur bisa berkembang.
Sebaiknya, periksa kesehatan dan kebersihan telinga setiap 6 bulan sekali ke dokter, daripada mengoreknya sendiri.
Adanya inflamasi pada telinga mengakibatkan terjadinya kelembapan, sehingga jamur bisa tumbuh.
Ada beberapa faktor lain yang bisa memicu tumbuhnya jamur di telinga yaitu kelainan anatomi pada telinga yang biasanya pada liang telinga yang ukurannya kecil.
Kemudian penyakit penyerta seperti DM (diabetes melitus), faktor lingkungan yaitu kelembapan dan suku yang meningkat.
Selain menyebabkan mikrotrauma, kebiasaan membersihkan telinga sendiri bisa berdampak pada infeksi seperti otitis media dan otitis eksterna, faktor eksogen seperti pada perenang.
Mereka yang mengalami kondisi ini maka akan ditemuka hifa pada telinganya, yakni filamen berwarna abu-abu.
Jenisnya sendiri bermacam-macam, seperti aspergilus, candida albicans, mucor sp dan derpathophyta.