TANGSELIFE.COM – Konsumsi makanan dan minuman manis dalam jangka waktu lama bisa meningkatkan kadar gula darah yang menyebabkan resistensi insulin.
Selain diabetes, hal ini juga bisa meningkatkan risiko kanker usus besar dan kanker lainnya, seperti ginjal.
Tingkat kanker usus besar di antara kelompok usia yang lebih muda terus meningkat dan sebuah studi baru menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak minuman manis bisa menjadi penyebabnya.
Dikutip dari Gleneagles Hospital, penelitian yang diterbitkan oleh Nurses Health Study II menunjukkan bahwa wanita yang minum dua atau lebih minuman manis per hari memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker usus besar sebelum usia 50 tahun, dibandingkan dengan wanita yang mengonsumsi 1 atau lebih sedikit minuman berpemanis per minggu.
Mengonsumsi asupan minuman berpemanis yang lebih tinggi di masa dewasa dikaitkan dengan risiko kanker usus besar lebih tinggi, bahkan setelah para peneliti mengendalikan faktor lain seperti riwayat keluarga.
Risiko ini meningkat dua kali lipat saat wanita mengonsumsi soda dan minuman manis lainnya selama masa remaja.
Secara khusus, tiap porsi minuman manis yang dikonsumsi setiap hari di masa dewasa dikaitkan dengan risiko kanker usus besar 16 persen lebih tinggi.
Sebaliknya, wanita berusia 13-18 tahun, setiap minuman berpemanis yang dikonsumsi memiliki 32 persen peningkatan risiko terkena kanker usus besar sebelum usia 50 tahun.
Gejala Kanker Usus Besar
Kanker usus besar biasanya tak menimbulkan gejala awal. Namun, ada sejumlah gejala yang umum terjadi dan pentin untuk diketahui.
Berikut ini penjelasannya:
– Perut kembung dan kram
– Gangguan diare atau sembelit
– BAB berdarah
– Perubahan bentuk dan warna feses
– Penurunan berat badan secara drastis tanpa alasan yang jelas
– Siklus haid yang terganggu, seperti haid tak teratur dan nyeri haid berlebih
– Lemas
– Kurang darah atau anemia
Bagaimana Mengurangi Risiko Kanker Usus Besar?
Berikut ini sejumlah cara praktir yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker usus besar, antara lain:
Mengurangi asupan gula dan menghindari gula olahan serta menambahkan gula tambahan pada makanan dan minuman
Pilih minuman yang lebih sehat, seperti air putih dan teh hijau tanpa gula
Menjaga pola makan yang seimbang dengan 3-4 porsi sayuran dan 1-2 porsi buah per hari
Memilih karbohidrat gandum daripada karbohidrat putih dan karbohidrat sederhana
Menyebarkan konsumsi makanan sepanjang hari dengan makan 5 kali dalam porsi kecil dalam sehari
Menghindari gula tersembunyi dengan membaca label pada makanan atu minuman. Hindari laktosa, maltosa, fruktosa, glukosa, sukrosa, sirup jagung/beras
Mengurangi asupan karbohidrat olahan, seperti nasi puti, nasi dan pasta karena karbohidrat tersebut diserap dalam tubuh dengan cepat dan efeknya mirip dengan mengonsumsi gula.