TANGSELIFE.COM– Program Petani Milenial digarap oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk para generasi muda Indonesia.
Sejauh ini, sedikitnya sudah ada 20.000 orang yang mendaftar program ini.
Adapun gaji per bulan untuk mereka yang mau mengikuti program petani milenial ini adalah Rp10 juta.
Menurut Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, gaji bulanan para petani Rp10 juta ini jauh lebih tinggi dibandingkan upah rata-rata pegawai Indonesia.
Tujuan dibuatkannya program petani milenial ini adalah untuk menarik minat generasi muda dalam bidang pertanian memanfaatkan teknologi modern serta inovasi.
Selain itu, program ini juga untuk mendorong generasi muda untuk aktif berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Syarat dan Cara Mendaftar Program Petani Milenial
Sesuai dengan namanya, program ini dibuka untuk para pemuda berusia 19-39 tahun yang memiliki minat serta kemampuan dalam pertanian.
Mengingat bahwa pandangan para generasi muda terhadap profesi petani ini masih rendah dan kurang diminati.
Maka dari itu program petani milenial ini dibuat untuk menjaring kaum muda untuk bisa terjun langsung pada sektor pertanian.
Untuk pendaftaran program petani milenial ini dilakukan secara online melalui link https://latihanonline.pertanian.go.id/registrasi/, dengan cara sebagai berikut:
1. Buka link https://latihanonline.pertanian.go.id/registrasi/
2. Pilih menu “Pelatihan Petani Milenial”
3. Masukkan NIK, foto ukuran 4×6 dengan resolusi maksimal 700 kb, serta informasi data diri yang lengkap
4. Jika semua data benar, klik opsi “Daftar” untuk selesaikan proses pendaftaran
Nantinya hanya dipilih 3.000 orang saja yang lolos untuk kemudian belajar lebih lanjut tentang sektor pertanian.
Perlu diketahui bahwa kini program Petani Milenial baru tersedia di beberapa wilayah saja, salah satunya adalah Jawa Barat.
Program ini petani milenial digaji Rp10 juta per bulan tidak hanya memberikan dukungan finansial, tapi juga mendorong pemanfaatan teknologi modern dalam bidang pertanian.
Pasalnya, para generasi milenial yang nantinya jadi petani ini diharapkan bisa menggabungkan digitalisasi dalam praktik pertanian, seperti penggunaan Internet of Things (IoT), drone, dan aplikasi manajemen pertanian.
Digitalisasi dalam pertanian ini dirasakan perlu untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan mengoptimalkan sumber daya.