TANGSELIFE.COM – Debat kedua Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2024 yang mempertemukan pasangan calon nomor urut 1, Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan dengan pasangan nomor urut 2, Ruhamaben-Shinta digelar pada Kamis, 21 November 2024.
Salah satu tema sentral yang dibahas dalam debat kedua Pilkada Tangsel 2024 adalah sinkronisasi program pembangunan infrastruktur Kota Tangerang Selatan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Banten 2021-2026.
RPJMD Banten 2021-2026 mencakup peningkatan kapasitas jalan utama, pengembangan sistem transportasi massal berbasis jalan, serta perbaikan jaringan jalan provinsi seperti Jalan Aria Putra, Jalan Jombang, Jalan Padjadjaran, dan masih banyak lagi.
Dalam hal ini, paslon nomor urut 1 Benyamin-Pilar diminta untuk menjawab pertanyaan panelis mengenai langkah nyata mereka dalam mengkonsistenkan program tersebut dengan infrastruktur nasional Provinsi Banten dan Kota Tangerang Selatan.
Benyamin Davnie menekankan pentingnya perencanaan yang matang dan koordinasi aktif antara Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) dan Pemerintah Provinsi Banten.
“Proyek strategis ini memerlukan keterlibatan kami, mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga pengawasan. Dengan pendekatan ini, kami memastikan proyek pembangunan berjalan sesuai tenggat waktu tanpa memicu gejolak di masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Pilar Saga Ichsan menjelaskan bahwa fokus utama mereka adalah penataan infrastruktur secara menyeluruh, termasuk perapian kabel semrawut yang selama ini menjadi masalah di sejumlah wilayah Tangsel.
“Kami telah merapikan kabel di 5 ruas jalan milik kota bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Abjatel). Ke depan, kami ini melanjutkan penataan kabel di Jalan Siliwangi, Jalan Aria Putra, dan jalan lainnya bersama Pemprov Banten,” papar Pilar.
Pasangan Benyamin-Davnie berharap langkah tersebut bisa membuat masyarakat Tangsel aman dan nyaman.
Respons Ruhamaben-Shinta, Prioritaskan Pembebasan Lahan
Pasangan calon nomor urut 2, Ruhamaben-Shinta menanggapi jawaban dari Benyamin-Pilar.
Mereka menyoroti persoalan pembebasan lahan sebagai hambatan utama realisasi pembangunan.
Ruhamaben menegaskan pentingnya perencanaan anggaran yang matang.
“Pembebasan lahan harus dilakukan secara bertahap, mengingat kenaikan harga tanah yang signifikan melampaui pertumbuhan APBD. Kita tidak ingin masalah kemacetan seperti di Jombang terus terjadi tanpa adanya solusi nyata,” tutur Ruhamaben.
Sebelum itu, Ruhamaben sempat menyinggung perencanaan flyover di Jombang yang tak kunjung dibuat, sehingga kerap terjadi kemacetan yang tak ada ujungnya.
Shinta menambahkan bahwa sinkronisasi rencana pembangunan dengan standar yang jelas adalah kunci.
“RPJM dan APBD Kota Tangerang Selatan harus selaras agar pembangunan tak menimbulkan masalah baru seperti banjir. Tujuan utama pembangunan adalah memberikan solusi, bukan nambah bebas masyarakat,” jelas Shinta.