TANGSELIFE.COM – Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata di Gaza, Palestina, yang dijadwalkan mulai Minggu, 19 Januari 2025.
Gencatan senjata ini merupakan penghentian sementara konflik bersenjata, di mana kedua belah pihak sepakat menghentikan aksi agresi masing-masing.
Langkah ini memberikan kelegaan bagi Gaza yang mengalami kerusakaan parah akibat serangan Israel, dengan sekitar 90 persen dari 2,3 juta penduduknya yang terpaksa mengungsi.
Tiga Tahap Gencatan Senjata Gaza
Menurut laporan Associated Press pada 15 Januari 2025, kesepakatan ini masih membutuhkan persetujuan resmi dari Kabinet Israel, yang kemungkinan besar akan menyetujuinya.
Jika disetujui, pelaksanaan gencatan senjata akan terbagi menjadi tiga tahap.
Tahap Pertama Gencatan Senjata Gaza
Mediator Qatar menyatakan bahwa tahap awal ini akan berlangsung selama enam minggu.
Fokusnya meliputi negosiasi untuk mengakhiri perang, pengembalian tawanan, pemberian bantuan kemanusiaan, juga penarikan pasukan Israel dari wilayah Gaza.
Sebagai bagian dari kesepakatan, 33 tawanan Israel yang ditangkap selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 akan dibebaskan, termasuk wanita, anak-anak, dan lansia.
Sebagai imbalan, Israel akan membebaskan lebih banyak tahanan Palestina, termasuk 1.000 orang yang ditahan pasca 7 Oktober 2024.
Pada tahap ini, pasukan Israel akan menarik diri dari daerah padat penduduk, meskipun kawasan Koridor Netzarim yang membagi Gaza Utara dan Selatan kemungkinan tetap dijaga.
Penyeberangan Rafah yang berbatasan dengan Mesir akan dibuka tujuh hari untuk pengobatan warga terluka.
Pasokan bantuan juga akan ditingkatkan dengan ratusan truk masuk ke Gaza setiap hari.
Israel diminta menarik diri sepenuhnya dari Koridor Philadelphi dalam waktu 50 hari sejak tahap pertama dimulai.
Tahap Kedua Gencatan Senjata Gaza
Negoisasi untuk tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16 dari tahap pertama.
Rencana ini mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara.
Israel akan mundur lebih jauh dari Gaza, meskipun menarik penuh pasukannya baru dilakukan jika kemampuan militer Hamas telah dinetralkan.
Presiden AS Joe Biden menyebut bahwa meskipun negosiasi tahap kedua dan ketiga membutuhkan waktu, gencatan senjata akan terus berjalan.
Tahap Ketiga Gencatan Senjata Gaza
Apabila tahap kedua berhasil, tahap ketiga akan mencakup pemulangan jenazah sandera di Gaza.
Selanjutnya, dimulai rekonstruksi besar-besaran selama tiga hingga lima tahun, yang akan diawasi oleh otoritas internasional.
Belum ada kepastian mengenai pihak yang bertanggung jawab atas biaya ini, juga siapa yang akan mengelola Gaza pasca-konflik.
Pemerintah AS menyarankan pembentukan kembali Otoritas Palestina untuk menjalankan pemerintahan sementara dengan dukungan negara Arab, yang hanya akan mendukung rencana tersebut jika ada kemajuan menuju negara Palestina.
Tahapan gencatan senjata ini masih menimbulkan perdebatan, terutama di parlemen Israel.
Sementara itu, Arab Saudi dan negara-negara Arab lain menggarisbawahi pentingnya kemajuan menuju solusi dua negara sesuai Perjanjian Oslo pada tahun 1990-an.