TANGSELIFE.COM – Sosok Plestia Alaqad mulai viral ketika ia membagikan video traumatis di awal serangan Israel dan Gaza.
Ia mengabadikan peristiwa tersebut di flat tetangganya di Kota Gaza dan menunjukkan mereka melepaskan kaca dari jendela dan berlindung di dalam ruangan.
Namun ketika dia merekam, serangkaian serangan menghantam dekat gedung flat dan debu beterbangan.
Alaqad tak bergeming, namun ia nampak terkejut, “Saya mencoba menjelaskan banyak hal, tetapi saya rasa Anda mendengarnya sekarang,” katanya.
Perjalanan Plestia menggunakan platform Instagram untuk memberitahu orang luar tentang kehidupan sehari-hari di Gaza berlanjut hingga menjadi reporter perang.
Perempuan yang juga bertugas sebagai Human Resources Manager di StepUp Agency ini pernah mengemban peran sebagai editor berita dan manajer media sosial di Press House Palestina.
Berikut ini sejumlah pesona Plestia Alaqad, seorang jurnalis wanita tangguh asal Palestina.
1. Alaqad mulai jadi reporter televisi Inggris dan Prancis pada 7 Oktober 2023
Usai Hamas melancarkan serangan di kota-kota Israel pada 7 Oktober 2023, Plestia Alaqad mulai diminta untuk bekerja sebagai reporter saluran televisi Inggris dan Prancis.
Akun Instagramnya dipenuhi dengan gambar lingkungan yang hancur dan orang asing berbagi makanan di tengah kekurangan.
Ia mengenang bagaimana ia berdiri di dalam tenda penuh mayat atau berjalan di antara puing-puing sambil mencoba mengingat bangunan-bangunan yang pernah berdiri di sana.
Sejauh ini, tidak ada jurnalis internasional yang diizinkan masuk ke Gaza, kecuali mereka bergabung dengan militer Israel.
Karena koresponden Palestina untuk media besar sering kewalahan dengan berita terkini, media sosial kerap dijadikan untuk mengisi kekosongan tersebut.
2. Jadikan Instagram sebagai catatan pribadinya
Sehubungan dengan itu, Plestia Alaqad membuka setiap pesan dan email yang ia terima dari penonton, sehingga bisa menjawab pertanyaan mereka.
“Instagram adalah catatan harian pribadi saya untuk terhubung dengan orang-orang, untuk menunjukkan kepada mereka apa yang terjadi, menunjukkan kepada mereka Plestia sebagai manusia, bukan hanya Plestia sebagai jurnalis. Itu pekerjaan saya,” ungkapnya.
3. Plestia Alaqad berikan suasana mendalam tentang kehidupan korban Gaza
Sentuhan pribadi Plestia Alaqad menemukan tempat yang tidak bisa dijangkau oleh berita televisi.
Ia memberikan suasana mendalam mengenai kehidupan sehari-hari di wilayah kantong tersebut, tempat lebih dari 1,8 juta orang terpaksa mengungsi dan seluruh lingkungan hancur.
Korban tewas di Gaza telah lebih dari 18.200 orang dan hampir tidak ada keluarga yang tidak tersentuh oleh kehilangan tersebut.
Komite Perlindungan Jurnalis mengungkapkan, setidaknya ada 63 jurnalis dan pekerja media telah tewas dalam perang sejak 7 Oktober 2023.
4. Sosok jurnalis yang memiliki karakter teguh dan berani
Tak hanya jadi narasumber utama tentang situasi Gaza, Plestia Alaqad juga membagikan cerita mengenai tantangan yang dihadapinya sebagai seorang jurnalis.
Pekerjaannya bukan hanya memberikan informasi, tetapi juga memperlihatkan keteguhan dan keberanian dalam menghadapi situasi yang tidak pasti.
Kehadiran Plestia di platform media sosial telah memberikan pencerahan yang penting bagi banyak orang di luar sana mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Gaza.
5. Helm dan rompi pers sempat membuatnya sakit kepala hingga punggung
Dalah salah satu unggahannya di Instagram, Plestia Alaqad menceritakan suka duka kala memakai rompi dan helm pers demi keamanan saat bertugas.
Ia mengaku, kedua benda keamanan tersebut sering membuatnya sakit kepala dan punggung.
“Saya tidak mendapatkan sinyal dan koneksi internet kemarin. Satu-satunya hal yang saya dapatkan dari helm dan rompi pers ini adalah sakit kepala dan masalah punggung,” tulisnya.
6. Awalnya ia melarikan diri dari apartemennya usai terhantam serangan
Dikutip dari Reuters, Plestia terpaksa melarikan diri dari kediamannya setelah blok apartemennya terhantam serangan.
Ia akhirnya mengungsi ke rumah temannya, akan tetapi ia tak bisa lama-lama tinggal karena rumah itu dikabarkan juga akan diserang.
7. Tinggal di pengungsian bersama jurnalis-jurnalis Gaza lain
Usai singgah di satu rumah sakit untuk mengisi daya ponselnya, ia mencari tempat pengungsian lain.
Ia pun tinggal bersama jurnalis-jurnalis Gaza lainnya di tempat pengungsian tersebut.
Plestia mengabarkan kehidupan di Gaza yang cukup berat karena krisis pangan, air, listrik, sampai kurangnya fasilitas kesehatan.
Meskipun demikian, wanita usia 22 tahun ini tetap memberikan senyuman di hampir setiap unggahan pribadinya.
8. Plestia kerap foto bersama anak-anak hingga warga lainnya di Gaza
Melihat dari sejumlah unggahan di Instagram Plestia, ia kerap mengunggah foto-foto ceria bersama anak-anak Gaza, rekan jurnalis, dan warga lainnya.
Setiap foto unggahan bersama anak-anak di Gaza Palestina selalu menuai simpati dan komentar positif.
Akun Instagram Plestia Alaqad kini memiliki 3 juta pengikut dan komentarnya selalu dipenuhi dengan dukungan dari sejumlah pihak.