TANGSELIFE.COM – I’m Star Band merupakan grup musik asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang personelnya diisi oleh para penyandang autisme.
Meski memiliki keterbatasan, namun hal itu tidak membuat mereka berhenti untuk berkreasi dalam dunia musik.
I’m Star Band sendiri sudah terbentuk sejak tanggal 9 April 2012 lalu.
Humas I’m Star Band, Dewi Semarabhawa menjelaskan, awal mula terbentuknya I’m Star Band untuk memenuhi tantangan yang berikan oleh salah satu pihak penyelenggara event.
Tantangan itu diberikan karena sebelumnya mereka terkesan setelah melihat penampilan salah satu personel bermain musik.
Namun saat itu pihak penyelenggara event meminta kepada para penyandang autisme untuk tampil bermain musik namun dalam format grup band.
“Suatu saat salah satu penyelenggara meminta ‘Bisa tidak dibikin band, kalau main berdua sudah sering nih, coba bikin band’. Akhirnya saya coba berkomunikasi dengan beberapa orang tua dari anak-anak tersebut,” kata Dewi kepada Tangselife.com, Jumat, 16 Agustus 2024.
Setelah berhasil mengumpulkan beberapa personel, akhirnya para penyandang autisme tersebut mulai melakukan latihan di studio musik selama beberapa kali.
Penampilan mereka pertama kali digelar dalam sebuah puncak acara peringatan hari autisme sedunia pada bulan Mei tahun 2012 lalu di Menara Kuningan, Jakarta.
Dewi mengungkapkan, penampilan band yang diisi oleh pada penyandang autisme tersebut berhasil membuat penonton yang menyaksikannya pada saat itu terpukau.
“Ternyata di musik itu stigma bahwa mereka kesulitan berkomunikasi itu bisa hilang, justru lewat musik itu mereka bisa langsung nyambung,” tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2015 Dewi mengaku didorong oleh Ketua Yayasan Autisme Indonesia (YAI) saat itu yaitu dr Melly Budhiman untuk mengikuti ajang pencarian talent di Hongkong.
Karena sedikit tertarik, akhirnya ia mengirimkan beberapa rekaman video penampilan dari I’m Star Band kepada pihak penyelenggara di Hongkong.
Tak disangka ternyata I’m Star Band berhasil masuk hingga babak final dan diundang untuk datang langsung ke Hongkong.
“Disana ikut kompetisi dari 15 negara terus mereka mendapatkan award The Most Touching Voice Award untuk kategori Group Band pada Acara Autistic Talent Gala di Hongkong,” ungkapnya.
Saat ini I’m Star Band beranggotakan lima personel yaitu Andhityas Cintya Widianna (26) sebagai bassist, Arianda Wiradipa Prabowo (30) sebagai vocalist dan saxophonist, Made Dwara Abhysma (29) keyboardist dan saxophonist
Lalu ada Muhammad Naufal Fawzie (27) sebagai guitarist dan Umran Zhafran Ibrahim (23) sebagai drummer.
Dewi tak menampik bahwa ia sangat merasa bangga dengan pencapaian I’m Star Band saat ini. Pasalnya berkat kegigihan dan kerja kerasnya selama ini mereka sering diundang untuk mengisi event di berbagai wilayah Indonesia.
“Kami tentu sangat bangga, mulai dari anak yang pernah kita pikir ‘Apa iya dia nanti bisa sekolah’, saya dulu gak punya harapan atau cita-cita yang nantinya seperti apa,” terangnya.
Ia pun menghimbau kepada para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk tidak berkecil hati.
Menurutnya para orang tua hanya perlu lebih gigih dan semangat untuk mengasuh dan mencari bakat anak-anak yang memiliki berkebutuhan khusus.
“Bahwa kita punya anak autis itu jangan terus merasa bahwa tidak ada masa depan untuk mereka, hanya kita harus tekun mendampingi mereka, tekun untuk terus menerus jangan putus asa mengajarkan mereka,” ungkapnya.
“Jadi ya itu, harus tekun mengajarkan dan kita harus mencari (bakat mereka), karena Tuhan pasti kasih kemampuan, tidak mungkin satu orang dilahirkan tanpa hal yang positif, itulah tugas kita sebagai orang tua untuk menemukan pasion dan jalannya,” tambahnya.
Akan Pecahkan Rekor Dunia dan MURI
Dewi menerangkan, I’m Star Band rencananya ingin mencatatkan rekor dunia dan Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan bermain musik selama dua jam non-stop.
Pemecahan rekor tersebut awalnya diinisiasi oleh pelatih I’m Star Band yaitu Hary Wisnu Yunirta.
Dewi menjelaskan, rencana pemecahan rekor tersebut dilatarbelakangi untuk lebih memotivasi para orang tua diluar sana yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
“Karena orang tua di luar sana butuh dimotivasi, bahwa kalau mereka (anak autisme) dilatih dengan baik akan bisa melakukan berbagai hal,” katanya.
Rencananya pemecahan rekor dunia dan MURI bermain musik selama dua jam nonstop itu akan dilakukan di kantor Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang Selatan (Tangsel).