TANGSELIFE.COM – Tips olahraga yang aman perlu diketahui di tengah kondisi kualitas udara buruk.
Belakangan ini polusi udara menjadi satu hal yang menakutkan di kawasan Jabodetabek hingga membuat aktivitas di luar rumah terganggu, termasuk olahraga.
Oleh karena itu banyak masyarakat mencari tips olahraga yang aman di tengah kondisi kualitas udara buruk ini.
Seorang Dokter Spesialis Paru Konsultan dr. Erlang Samoedro, Sp. P(K), FISR memberikan keterangan terkait keresahan tersebut.
Menurutnya, salah satu solusi ketika ingin olahraga di luar rumah dengan kondisi kualitas udara buruk adalah mengenakan masker.
“Apapun jenis masker yang dipakai itu punya efisiensi masing-masing,” katanya.
Salah satu jenis masker seperti N95 sangat disarankan untuk keluar rumah, terutama di kondisi polusi udara saat ini.
Namun sejatinya, berbagai jenis masker yang dipakai bisa mengurangi jumlah polutan yang masuk ke dalam tubuh.
Disarankan, untuk menggunakan masker dengan filtrasi yang tinggi.
Namun, dr. Erlang sendiri memahami betul kalau olahraga sambil mengenakan masker membuat seseorang sulit bernapas.
Apalagi jika mengenakan masker dengan filtrasi mencapai 70 persen.
Untuk itu ia mengimbau bagi masyarakat yang ingin berolahraga di luar rumah bisa mengetahui jenis olahraganya terlebih dahulu dengan menyesuaikan masker yang digunakan.
“Saat berjalan kaki santai, kita mungkin tidak mengonsumsi udara yang sangat banyak, sehingga tak masalah bilang menggunakan masker N95,” kata dr. Erlang.
Sebenarnya, olahraga di tengah kualitas udara buruk seperti ini bisa berbahaya bagi tubuh karena meningkatkan proses pengikatan COHb (karboksihemoglobin) yang bisa menghambat penyaluran oksigen dalam darah ke tubuh.
Apabila waktu olahraga ditambah lebih dari batasan aman, kerugian akibat polusi akan lebih tinggi dibandingkan manfaat dari olahraganya.
Aktivitas fisik di luar rumah selama 30 menit di tengah polusi udara yang tinggi bisa meningkatkan proses pengikatan COHb.
Masyarakat yang ingin berolahraga di luar ruangan juga harus memperhatikan tipping point dan break even point.
Tipping point merupakan titik ketika aktivitas fisik tidak akan menambah manfaat terhadap kesehatan.
Sementara itu break even point adalah titik ketika olahraga di tengah polusi udara yang bisa menimbulkan kerugian lebih besar bagi kesehatan.
Bagi yang berolahraga dengan bersepeda, tipping point-nya selama 30 menit dengan konsentrasi PM 2,5 sebesar 95 mikrogram per meter kubik.
Sementara break even point dari bersepeda 30 menit dengan tingkat PM 2,5 sebesar 160 mikrogram per meter kubik.
Adapun ketika berjalan santai masih bisa dilakukan sekalipun kualitas udara dengan tingkat PM 2,5 berada di angka lebih dari 200 mikrogram per meter kubik.
Manfaat jalan santai tersebut masih bisa didapat apabila dilakukan dalam waktu kurang dari 30 menit.
Dilansir dari Healthline, PM 2,5 sendiri merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).
Partikel tersebut sangat kecil itu ada di dalam polusi yang kemungkinan besar dihirup oleh manusia dan bersarang di paru-paru.