TANGSELIFE.COM – Waspada, cuaca panas esktrem yang terjadi saat ini ternyata bisa mengakibatkan berbagai penyakit. Mulai dari dehidrasi hingga kulit terbakar.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Tangsel, Fajar Siddiq, mengatakan, cuaca panas ekstrem sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan kesehatan masyarakat.

Menurut Fajar, sedikitnya terdapat empat penyakit yang berpotensi mengintai masyarakat di tengah panasnya cuaca ekstrem.

4 penyakit tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. ISPA

Fajar Siddiq menuturkan, penyakit ISPA sangat berpotensi menjangkit masyarakat ditengah panasnya cuaca ekstrem seperti saat ini.

Pasalnya, disaat musim panas ekstrem seperti sekarang ini, kondisi udara diperkirakan dalam kondisi yang cukup buruk.

2. Dehidrasi

Selain ISPA, penyakit lain yang dapat menghinggapi masyarakat adalah dehidrasi. Dehidrasi sendiri merupakan kondisi saat tubuh manusia kekurangan air.

“Dehidrasi itukan kekurangan cairan, karena saking panasnya terus terekspos dengan panas matahari maka cairan tubuh itu berkurang atau bisa menguap melalui keringat,” kata Fajar Siddiq, kepada Tangselife.com, Selasa, 10 Oktober 2023.

Dehidrasi sendiri terbagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu dehidrasi ringan, sedang dan berat.

Fajar menjelaskan, dalam kondisi dehidrasi ringan, biasanya ditandai dengan meningkatknya rasa haus, sehingga keadaan itu mendorong orang untuk ingin mengkonsumsi air.

Sementara dehidrasi sedang ditandai dengan tubuh yang merasa lemas akibat terlalu lama mendapatkan paparan sinar matahari.

Sedangkan untuk dehidrasi berat, lanjut Fajar, kondisi terparah yang dapat dialami yaitu hingga menyebabkan hilangnya kesadaran.

“Kalau dehidrasi sedang mengakibatkan tubuh terasa lemas dan merasakan pusing, lalu terjadi disorientasi seperti orang bingung yang menyebabkan kehilangan fokus,” terang Fajar.

“Kalau dehidrasi berat itu kondisi tubuh yang sangat kekurangan air, bisa sampai mengakibatkan kehilangan kesadaran,” tambahnya.

3. Heatstroke

Heatstroke menjadi penyakit yang sangat mungkin menghinggapi masyarakat karena tingginya paparan sinar matahari.

Fajar menyebut, heatstroke terjadi karena sorotan panas matahari yang langsung mengenai tubuh bagian kepala.

Ketika terkena heatstroke, seseorang bisa mengalami pingsan dan kehilangan kesadaran.

“Kalau heat stroke itu serangan panas di kepala, jadi tiba-tiba kepalanya kepanasan itu akan mempengaruhi saraf-saraf di otak, terus mengakibatkan gak sadar,” ujarnya.

“Heat stroke biasanya mengakibatkan pingsan bahkan kejang-kejang, heat stroke harus mendapatkan penanganan cepat, kalau penangnannya telat dia harus mendapatkan penangnanan lebih intensif lagi,” tambahnya.

4. Kulit Kebakar

Sorotan matahari yang langsung mengenai kulit pada cuaca panas ekstrem saat ini sangat memungkinkan kulit manusia akan terbakar.

Ketika kulit terbakar akibat panas matahari, biasanya manusia akan merasakan sakit pada bagian permukaan kulit.

Untuk mengantisipasi kulit terbakar, Fajar Siddiq menghimbau agar masyarakat meminimalisir aktivitas di luar ruangan.

Jika mengharuskan beraktivitas di luar ruangan, ia menghimbau agar masyarakat menghindari kontak langsung dengan matahari.

“Supaya tidak terjadi pembakaran pada kulit, harus dikasih pelembap atau gunakan pakaian yang bisa menutupi kulit,” ungkapnya.

“Kalaupun mengharuskan aktivitas diluar, kalau bisa hindari langsung kontak dengan matahari, kalau bisa gunakan sunscreen atau payung,” lanjutnya.

Untuk memininalisir terserang penyakit pada musim panas ekstrem seperti sekarang ini, Fajar menghimbau agar masyarakat dapat menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan mengkonsumsi vitamin.

“Dalam kondisi seperti ini yang terpenting itu daya tahan tubuh, bisa dengan mengkonsumsi vitamin C, karena vitamin C dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan stamina,” pungkas Fajar. (Andre)

Wivyh
Editor
Wivyh
Reporter