TANGSELIFE.COM– Mengenal “Jam Koma” menjadi salah satu istilah viral di kalangan para generasi Z.

Istilah ini sering muncul di berbagai platform media sosial, seperti TikTok dan Instagram, sehingga menjadi perbincangan para warganet.

Bahkan para warganet turut membagikan pengalaman dan perasaannya ketika mengalami “Koma” di waktu-waktu tertentu.

Contohnya adalah ketika seseorang membeli sesuatu ke minimarket, namun ketika di kasir ia justru lupa mengambil belanjaannya hingga harus diingatkan oleh orang lain.

Lantas, Apa itu Jam Koma?

Istilah Jam Koma ini tenar di kalangan anak muda atau generasi Z yang dikaitkan dengan rasa lelah atau menurunnya energi yang dialami seseorang.

Biasanya ketika jam koma ini menyerang akan membuat seseorang merasa tidak fokus dalam beraktivitas, sehingga memberikan jawaban yang tidak nyambung dalam percakapan.

Selain itu, tanda lain seseorang mengalami jam koma seperti timbulnya perasaan lelah, mengantuk, lemas, atau kehilangan energi pada jam-jam tertentu pada sore hingga malam hari.

Istilah ini muncul seiring dengan meningkatnya kesibukan dan tekanan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kondisi tubuh serta otak menjadi tidak sejalan.

Di kalangan mahasiswa dan pekerja muda biasanya kondisi ini muncul karena banyaknya pekerjaan, tugas, hingga kegiatan sosial.

Namun, sebetulnya secara harfiah istilah Jam Koma ini tidak memiliki arti spesifik, biasanya istilah ini juga dipakai dalam konteks bercanda.

Penyebab Jam Koma Menyerang Generasi Z

Sebagai informasi, penyebab utama dari tren “Jam Koma” ini adalah kelelahan mental yang disebebabkan akibat paparan informasi digital yang terus-menerus.

Pasalnya, generasi Z ini tumbuh beriringan dengan teknologi, sehingga terkadang justru membuatnya terjebak dalam aktivitas online tanpa jeda yang memicu kelelahan kognitif.

Penyebab lainnya juga bisa karena kebiasaan kurang tidur akibat begadang untuk sekolah, pekerjaan, atau hiburan, membuat tubuh tidak mendapatkan pemulihan yang cukup.

Faktor lain yang berperan adalah tekanan sosial dari media yang mendorong individu untuk selalu produktif, serta pola makan yang kaya kafein dan gula.

Meskipun ini dapat memberikan dorongan energi di pagi hari, energi tersebut sering kali menurun drastis di sore atau malam hari.

Fenomena  ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik Gen Z, termasuk gangguan tidur dan kecemasan.

Untuk mengatasi masalah ini, remaja atau orang dewasa muda yang mengalaminya disarankan untuk mengatur rutinitas dengan istirahat yang lebih seimbang.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow
Jihan Hoirunisa
Editor
Jihan Hoirunisa
Reporter