TANGSELIFE.COM – Sebanyak 150 siswa dari SDN Sawah 1 dan SDN Sawah 3, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, mengikuti kegiatan Fieldtrip Literasi yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tangsel.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca serta memperluas pemanfaatan fasilitas perpustakaan di kalangan pelajar.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Camat Setu dan Kepala Dinas Perpustakaan Kota Tangsel.
Dalam sambutannya, perwakilan perpustakaan menyampaikan apresiasi atas dukungan semua pihak, serta menekankan pentingnya membaca sebagai bagian dari pembangunan literasi yang berkaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat.
Dalam forum tersebut membahas isu literasi secara luas.
Disampaikan bahwa semangat membaca sejatinya telah tertanam sejak turunnya wahyu pertama dalam Al-Qur’an pada malam 17 Ramadhan.
Ayat pertama tersebut mengajak umat untuk Iqra (bacalah), yang menjadi landasan utama pentingnya budaya membaca bagi semua kalangan.
Fieldtrip Literasi Ini Perkenalan Fasilitas dan Perpustakaan Tangsel
Pada kesempatan tersebut, peserta fieldtrip literasi diajak mengenal fasilitas lengkap Perpustakaan Kota Tangsel yang terletak di Jalan Ciater Raya No. 101, Kelurahan Ciater.
Gedung ini terdiri dari empat lantai dengan fasilitas modern, di antaranya:
- Lantai 1: Ruang sirkulasi, ruang TIK, ruang baca anak dan playground, ruang baca umum, ruang baca disabilitas, ruang laktasi, ruang pengaduan, ruang silang layan, serta ruang tunggu
- Lantai 2: Tempat pengolahan buku dan konservasi koleksi
- Lantai 3: Ruang deposit untuk penyimpanan koleksi cadangan
- Lantai 4: Aula serbaguna untuk berbagai kegiatan literasi
Perpustakaan ini juga membuka layanan setiap hari pukul 08.00 – 16.00 WIB, termasuk Sabtu dan Minggu, kecuali hari libur nasional bersama.
Selain itu, perpustakaan di Tangsel ini juga menghadirkan layanan inovatif seperti Perpustakaan Digital iTangsel, PISA (Pusat Informasi Sahabat Anak), dan Armada Pusling (Perpustakaan Keliling) yang rutin mengunjungi Posyandu, posbindu, taman kota, sekolah, hingga pesantren.
Khusus layanan Pusling, masyarakat dapat mengakses koleksi perpustakaan di lokasi-lokasi yang tidak terjangkau gedung utama, guna mendekatkan budaya literasi ke semua lapisan usia, termasuk anak-anak usia dini.