TANGSELIFE.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengendalikan potensi awan penghujan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Untuk memastikan seluruh kegiatan Upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2024 di IKN berlangsung kondusif, BMKG juga melakukan operasi modifikasi cuaca di wilayah Kalimatan Selatan untuk mengantisipasi dan mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Seperti yang diketahui pada 2023 lalu kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan telah menghanguskan lebih dari 24.000 hektar lahan.

Operasi modifikasi cuaca ini dilakukan oleh BMKG bersama BNPB dan stakeholder terkait.

Melalui BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor dan didukung oleh TNI Angkatan Udara, sebanyak 1,6 ton garam disemai dari ketinggian 8.000-10.000 kaki menggunakan pesawat untuk membuat hujan turun di lahan gambut Kalimantan Selatan.

Pertama di wilayah Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, dan Tanah Bumbu. Sementara penyemaian kedua menyasar Kabupaten Banjar dan Barito Kuala.

PLT Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto mengungkapkan operasi modifikasi cuaca penting untuk mencegah hot spot atau titik api di wilayah Kalimantan Selatan mengingat besarnya kerugian apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Memasuki bulan kemarau, Juli, Juni, Agustus, September, itu biasanya terjadi kebakaran hutan. Oleh karena itu BMKG juga melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Karena tahun ini tak ada El Nino, ia berharap tak terjadi kebakaran hutan. Oleh karenanya BMKG memiliki tugas fungsi untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Operasi Modifikasi Cuaca Dilakukan di IKN

Operasi modifikasi cuaca dilakukan selama 24 jam untuk mengendalikan potensi awan penghujan di IKN.

Operasi tersebut dilakukan untuk mendukung percepatan pembangunan sejumlah infrastruktur penunjang yang di antaranya Istana Kepresidenan, Bandar Udara VVIP IKN, dan jalan tol menuju kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) IKN.

Tim meteorologi BMKG mencatat data normal curah hujan selama 30 tahun (1991-2020) diketahui bahwa pola hujan di IKN memiliki karakteristik hujan dengan intensitas di atas 150 mm per bulan yang terjadi sepanjang tahun.

Bahkan, pengamatan yang dilakukan BMKG juga memperlihatkan bahwa hujan di IKN bisa terjadi pada pagi, sore, malam, dan dini hari.

Oleh karena itu, BMKG menilai perlu ada peningkatan OMC yang sebelumnya dilakukan pada pagi dan siang hari, kini harus dilakukan sampai 24 jam.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter