TANGSELIFE.COM – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menegaskan bahwa kebijakan pembatasan kegiatan study tour siswa tetap berlaku pada tahun 2025.
Kepala Disdikbud Tangsel, Deden Deni, menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memastikan keselamatan siswa, efektivitas pembelajaran, dan meringankan beban finansial orang tua.
Bukan larangan, imbauan ini berlaku dan lebih ke pembatasan study tour siswa.
Kegiatan dibatasi hanya boleh di dalam wilayah Provinsi Banten saja.
Menurut Deden, diperbolehkannya kegiatan study tour dengan pembatasan wilayah mempertimbangkan berbagai aspek, seperti manfaat akademik, pengembangan karakter, dan pengalaman bermakna bagi siswa.
Ia menegaskan bahwa meskipun study tour dilakukan di dalam Provinsi Banten, aspek keselamatan tetap menjadi prioritas.
Study tour harus mempertimbangkan kelayakan kendaraan, menghindari daerah yang rawan kecelakaan, serta dari sisi biaya tak memberatkan orang tua dan tidak ada paksaan untuk yang tak mampu.
Selain itu, kegiatan study tour siswa harus mendapatkan persetujuan dari orang tua dan manfaatnya harus terukur serta jelas.
“Lebih baik study tour dilakukan di lokal saja, baik di Tangsel maupun di wilayah Banten,” tambah Deden.
Siswa yang tidak mengikuti kegiatan study tour, sekolah diharapkan memberikan tugas lain yang relevan denan materi pembelajaran.
Hal ini untuk memastikan semua siswa mendapatkan manfaat edukatif yang setara.
Disdikbud Tangsel juga mengimbau kepada seluruh guru, masyarakat, khususnya orang tua siswa, untuk memahami dan mendukung kebijakan ini demi kebaikan bersama.
Follow WhatsApp Channel Tangselife
