TANGSELIFE.COM – Pemerintahan Amerika Serikat atau AS jual 14 ribu peluru tank, dengan menggunakan otoritas darurat mereka untuk menjual peluru tank itu ke Israel.
Dilansir Reuters, Pentagon menyebut izin penjualan itu keluar tanpa melewati proses pembahasan di kongres terlebih dahulu.
Dari laporan Reuters itu disebut AS jual 14 ribu peluru tank itu dengan nilai USD 106 juta untuk Israel.
“Pada Jumat, menggunakan deklarasi darurat UU Kontrol Ekspor Senjata, Departemen Luar Negeri kirim amunisi untuk Israel,” kata laporan yang dilansir Reuters, Minggu, 10 Desember 2023.
Pemerintah AS jual 14 ribu peluru tank ini, disebut penjualan yang lebih besar diajukan oleh pemerintahan Joe Biden untuk dibahas di Kongres AS.
Joe Biden sebelumnya meminta persetujuan kongres untuk mengirim paket berisi 45 ribu peluru tank ke Israel.
Peluru tank ini nantinya digunakan pasukan Israel untuk melakukan serangan ke Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Keputusan Joe Biden mengirimkan puluhan ribu peluru tank ini dibuat tak jauh dari sikap AS memveto usulan gencatan senjata di Jalur Gaza oleh Dewan Keamanan PBB.
Dalam rapat Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari 15 negara itu, 13 setuju dengan gencatan senjata, sedangkan satu negara yaitu Inggris memilih abstain.
AS Jual 14 Ribu Peluru Tank, Dikritik AKtivis HAM
Keputusan AS ini pun mendapatkan kritik dari para aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di seluruh dunia.
Para aktivis ini perhatin dan menilai hal itu sangat tidak sesuai dengan pernyataan Washington sebelumnya yang menyebut akan menekan Israel agar meminimalkan korban sipil.
Pada Sabtu, 9 Desember 2023, salah satu pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington terus mendesak Israel untuk mematuhi hukum kemanusiaan internasional.
Pentagon berdalih kiriman amunisi senjata itu ditujukan agar Israel bisa “meningkatkan kemampuan pencegahan ancaman regional dan memperkuat pertahanan dalam negeri”.
Mereka juga memastikan tak ada dampak buruk pada pertahanan AS akibat penjualan itu.
Peluru yang dikirimkan AS untuk Israel merupakan peluru 120mm untuk Tank Merkava.
Peluru ini pula yang membunuh jurnalis Reyters, Issam Abdallah, dalam serangan tentara penjajah Israel di Jalur Gaza.
Menurut penyelidikan Reuters, selain membunuh Issam Abdallah, awak tank Israel juga melukai enam wartawan lainnya.
Mereka dengan sengaja menembakkan dua peluru secara berurutan saat para jurnalis sedang bekerja di perbatasan.