TANGSELIFE.COM – Pelaksaan Sistem Penerimaan Murid Baru atau SPMB 2025 di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mendapat banyak protes dari warga.
Para warga yang tidak puas dengan hasil SPMB 2025 memutuskan untuk menggelar aksi demo di depan sekolah pilihan anak-anak mereka mendaftar.
Hingga Jumat, 4 Juli 2025, sedikitnya ada empat sekolah di Tangsel yang sudah di demo oleh warga dengan atraksi akhir yang sama, yaitu memblokade akses jalan menuju sekolah.
Gelombang Demo SPMB 2025 di Tangsel
Berdasarkan catatan Tangselife.com, aksi demo SPMB 2025 di Tangsel pertama dilakukan oleh warga Benda Baru Pamulang pada Rabu 2 Juli 2025, tepat di depan SMA Negeri 3 Tangsel.
Saat itu ratusan warga dari RW 010 hingga 016 yang menamai kelompok mereka sebagai Wong Pitu meminta agar anak-anak yang tinggal di dekat area sekolah dapat diterima.
Ketua RW 015, Mujianto mengatakan, total ada 64 anak yang sudah mendaftar, namun kurang lebih hanya 16 yang diterima.
Menurutnya hasil itu sangat merugikan masyarakat. Pasalnya, selain jarak antara rumah dengan sekolah yang berdekatan, nilai dari anak-anak juga terbilang cukup tinggi.
Mujianto menjelaskan, aksi yang dilakukan oleh para warga bukan tanpa dasar yang kuat. Pasalnya, SMAN 3 Tangsel berdiri di atas lahan fasilitas sosial fasilitas umum (fasos fasum) yang berada di dalam area perumahan tersebut.
Saat awal pembangunannya, saat itu dikabarkan sudah ada perjanjian dengan warga lingkungan sekitar agar nantinya anak-anak mereka bisa diprioritaskan untuk mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.
“Karena saat SMA 3 ini didirikan, dulu ada perjanjian, sekolah boleh berdiri di sini dengan catatan bahwa warga sekitar bisa bersekolah di SMA 3,” kata Mujianto kepada awak media, Rabu 2 Juli 2025.
Aksi demonstrasi itu diakhiri dengan menutup akses jalan menuju SMAN 3 Tangsel menggunakan portal besi kurang lebih sepanjang 5 meter.
Setelah aksi demonstrasi di SMAN 3 Tangsel viral, gelombang protes warga pun meluas terjadi di beberapa titik sekolah.
Keesokan harinya atau Kamis, 3 Juli 2025 , giliran warga perumahan Pamulang Permai yang menggelar aksi protes.
Aksi demo SPMB 2025 di Tangsel juga dilakukan warga Pamulang Permai yang ditujukan kepada SMPN 4 Tangsel dan SMAN 6 Tangsel.
Tuntutan yang disuarakan pun sama, yaitu meminta agar anak-anak dari warga yang tinggal berdekatan dengan sekolah agar bisa diprioritaskan.
“Walau hanya jarak 100 meter, bahkan 7 meter, tidak diterima. Ini sudah kami sampaikan ke sekolah, tapi tidak ada titik temu,” kata salah seorang warga, Suhendar, Kamis 3 Juli 2025.
Saat itu warga terpaksa menutup beberapa akses jalan menuju kedua sekolah tersebut sebagai bentuk protes. Penutupan dilakukan sampai tuntutan warga dapat dipenuhi.
Lalu pada Jumat 4 Juli 2025, aksi demo SPMB 2025 di Tangsel kembali terjadi. SMAN 10 Tangsel yang berada di Kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat digeruduk puluhan warga.
Dengan tuntutan yang serupa, mereka meminta kepada pihak sekolah untuk dapat memperjuangkan aspirasi warga agar anak mereka dapat mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.
Aksi demo SPMB 2025 di Tangsel, tepatnya di SMAN 10, ditutup dengan atraksi penutupan sekolah menggunakan beberapa bambu dan ban bekas.