TANGSELIFE.COM-Departemen Meterologi India mengeluarkan peringatan gelombang panas di sejumlah wilayah negara tersebut. 

Di negara bagian West Bengal yang berada di India tenggara, pihak berwenang menutup lembaga-lembaga pendidikan selama sepekan.

Pada Senin 17 April 2023 lalu, suhu udara tertinggi mencapai 46 derajat Celsius di negara bagian Maharashtra.

“Dalam beberapa hari ke depan diperkirakan suhu tidak akan turun terlalu besar,” terang Kepala Ahli Meteorologi pada Badan Cuaca India. 

“Kondisi gelombang panas di beberapa wilayah di India akan terus terjadi, berselang seling hingga 10 hari pertama bulan Juni,” terangnya juga. 

India dalam beberapa waktu terakhir dihantam gelombang panas yang sangat ekstrem. Setidaknya ada 13 orang meninggal dunia karena gelombang panas tahun ini. 

Tidak hanya itu, puluhan orang lainnya juga harus menjalani perawatan di rumah sakit. Tahun lalu, gelombang panas ekstrem ini menyebabkan puluhan orang tewas. 

Pada April 2022 lalu, cuaca di India berada pada titik terpanas dalam 122 tahun. Negara di Asia Selatan itu juga mengalami cuaca ekstrem dalam 242 dari 273 hari pada periode Januari hingga Oktober.

Departemen Meteorologi India mengabarkan selama 2023 ini, 48 stasiun cuacanya mencatat suhu lebih dari 42 derajat Celsius. Dengan suhu tertinggi yaitu 44,2 derajat Celsius di negara bagian timur Odisha.

Kondisi ini menambah panjang catatan kematian akibat gelombang panas yang terjadi di India yang kerap dilanda gelombang panas.

Selain menyebabkan korban jiwa, kondisi ini juga menyebabkan kerugian lain, seperti memangkas hasil panen, hingga tempat pembuangan sampah di Delhi terbakar dan menimbulkan asap beracun.

Bahkan, di negara bagian Uttar Pradesh, suhu bisa mencapai 115 derajat Fahrenheit atau 46,1 derajat Celcius. 

Akibat gelombang panas di Inda ini juga memicu 300 kasus kebakaran hutan di seluruh negara bagian negara tersebut.

Selain itu juga, di beberapa lokasi dilaporkan aspal di jalanan India meleleh akibat suhu panas ekstrem, salah satunya terjadi di Kota Ahmedabad.

Melelehnya aspal di jalan yang membentang sepanjang 200 meter menghubungkan jembatan Chandra Shekhar Azad ke Adajan Patiya di Surat terjadi akibat lonjakan merkuri. 

Studi terbaru menyebutkan kalau gelombang panas mengancam pembangunan dan berisiko memperlambat upaya India untuk mengentaskan kemiskinan, masalah kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi.

Peneliti dari University of Cambridge dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Climate, menyebut gelombang panas di India menyebabkan pemadaman listrik.

Selain itu juga menyebabkan peningkatan debu dan polusi udara, serta percepatan pencairan gletser di utara India.

Studi itu juga mengungkap, ada lebih dari 24 ribu orang tewas akibat gelombang panas di India sejak tahun 1992 silam. 

Diperkirakan dampaknya akan semakin parah karena gelombang panas yang semakin sering, intens, dan mematikan akibat krisis iklim.

“India saat ini menghadapi bahaya iklim kumulatif. Proyeksi jangka panjang menunjukkan, gelombang panas India dapat melewati batas kelangsungan hidup manusia pada tahun 2050,” terang seorang peneliti. 

Studi yang dilakukan University of Cambridge juga menunjukkan, jutaan orang lain di India juga rentan terhadap perubahan iklim dari yang diperkirakan sebelumnya.

Tahun 2022 lalu, India mengalami gelombang panas yang membakar, di mana suhu udara di sebagian besar negara bagian mencapai lebih dari 49 derajat Celsius.

Para peneliti menyebut panas ekstrem akan menimbulkan ancaman bagi keamanan energi dan kesehatan masyarakat, serta menghambat kemajuan dalam hal ketidaksetaraan dan pengentasan kemiskinan.