TANGSELIFE.COM – Sosok Shakira Amirah peserta kompetisi Clash of Champions (COC) mendadak jadi trending topic di X pada Senin, 15 Juli 2024.

Kali ini bukan karena bakatnya dalam bidang akademik, tapi ia menjadi sorotan karena menggunakan kata ‘anak autis’ saat menegur temannya yang sibuk live TikTok saat mereka sedang berkumpul bersama.

Ucapan tersebut dilontarkan Shakira setelah menegur Sandy, Maxwell, dan Axel yang sedang melakukan siaran langsung di media sosial.

Selama siara langsung, Sandy dan Maxwell terlihat menyapa orang-orang yang menonton lewat akun mereka tersebut.

Shakira nampak keberatan karena temannya itu asyik live, padahal mereka sedang bertemu. Karena itu, sang peserta Clash of Champions itu akhirnya memprotes teman-temannya.

Ia meminta agar selama mereka bertemu saling berbincang, bukan sibuk dengan ponsel sendiri.

“Heh kalian bisa nggak kalau di depan aku bersosialisasilah sama aku, nggak usah bersosialisasi sama HP,” tuturnya.

Setelah itu, ia pun membawa kata-kata ‘anak autis’ untuk menegur teman-temannya.

“Emang ketemu aku 24 jam? Jangan kayak anak autis gitu deh,” tutur Shakira.

Mendengar ucapan tersebut, Sandy langsung melihat Shakira seakan memberi kode bahwa ucapannya itu didengar oleh penonton.

Ia pun langsung mengakhiri siaran langsung tersebut.

Karena itu, Shakira langsung menjadi bulan-bulanan pengguna media sosial. Banyak yang menyayangkan sikapnya, apalagi ia adalah seorang calon dokter.

Ia dinilai keterlaluan karena terkesan menyudutkan salah satu keluarga orang lain.

Shakira Minta Maaf Terkait Sebutan ‘Anak Autis’

Shakira Clash of Champions

Mengetahui namanya jadi bulan-bulanan netizen, Shakira akhirnya minta maaf. Ia menyampaikan permohonan maaf itu melalui saluran WhatsApp.

“Halo teman-teman, sebelumnya aku mau minta maaf sebesar-besarnya atas kata-kata yang kurang berkenan yang aku ucapkan,” tulisnya.

“Aku sadar bahwa menggunakan kata ‘autis’ untuk menyebut orang lain itu sangat salah. Kata tersebut mengacu pada kondisi medis yang serius dan bukan untuk dijadikan bahan lelucon atau hinaan,” ucapnya.

Ia menyadari bahwa menggunakan kata-kata tersebut dengan cara yang tak tepat menunjukkan kurangnya empati dan pemahaman terhadap orang-orang yang hidup dengan kondisi tersebut.

“Aku paham betul bahwa sebagai calon dokter, aku seharusnya menjadi contoh dan harus lebih hati-hati lagi dalam bertutur dan perilaku,” lanjutnya.

“Aku menyesal dan menjadi pelajaran berharga bagi aku untuk lebih hati-hati dalam berperilaku dan betutur kata. Aku sungguh-sungguh meminta maaf dari lubuk hati aku yang terdalam,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter