TANGSELIFE.COM – Suasana lebaran tahun ini, ramai karena viral lagu Alamak Raya Lagi! Bahkan lagu ini viral di TikTok sebagai konten suasana Lebaran tahun ini.
Lagu yang dinyanyikan oleh grup De Fam ini, diketahui grup yang berasal dari Malaysia.
Penyanyi lagu Alamak Raya Lagi! Ini yaitu Azira Shafinaz, Sophia Liana dan Cik Manggis.
Bahkan kini ramai konten di TikTok yang memakai audia lagu tersebut, dan membuat versi sendiri.
Meski netizen banyak yang menilai tidak berbahaya, berbeda dengan seorang ahli hukum Islam menganggapnya sebagai haram.
Menurut ahli hukum Islam di Malaysia, Mufti Terengganu, Datuk Dr Mohamad Sabri Harun, lagu itu bisa menyebabkan dosa dan akan dianggap haram jika mendorong orang, terutama wanita untuk mengekspos aurat dan menurunkan martabat mereka.
Bahkan disebutkan juga, tren joget dalam lagu itu, juga bisa merendahkan perayaan Hari Raya karena ini adalah acara keagamaan.
“Karena setiap perbuatan negatif, akan mencemari keharmonisan perayaan Idul Fitri itu sendiri,” katanya kepada media Malaysia.
Selain itu, Datuk Dr Mohamad Sabri Harun juga menyatakan kekecewaannya pada komunitas Muslim yang mengikuti tren tanpa memikirkan konsekuensinya.
Sementar itu di sisi lain, selebriti lokal Malaysia, aktris Fasha Sandha menanggapi kritik tersebut.
Dia menyebutkan, bahwa orang harus menikmati hidup sesuka mereka. Penyanyi Aina Abdul juga membela De Fam dengan menyarankan pendengar untuk bersantai.
Klarifikasi Kritik Lagu Alamak Raya Lagi!
Sementara grup De Fam sendiri sebelumnya sudah memberikan klarifikasi bahwa lagu dan pilihan kata-katanya tidak dimaksud terlalu serius.
“Sebenarnya pesan dari lagu ini ringan, kami bertindak mengejutkan pada kedatangan awal Hari Raya,” ujar anggota grup itu.
Trio De Fam menyatakan bahwa penggunaan kata ‘Alamak’ adalah untuk menggambarkan suasana kemeriahan selama perayaan Hari Raya Idul Fitri.
“Kami menceritakan sketsa ketika kami berada di kekacauan saat berada di kampung, ingin membuat kue, menghilang ke Hari Raya pertama, sebenarnya itu hanya untuk memberi tahu kami apa yang terjadi pada Hari Raya.
Terkadang kami panik di pagi hari (saat berangkat salat Ied), hal-hal seperti itu. Penggunaan kata itu tidak ‘dalam’ dan itu sebenarnya adalah cerita yang sangat umum di antara kita,” pungkas personnel De Fam, Sophia Liana.