TANGSELIFE.COM – Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN memberi penjelasan mengenai rencana penutupan akses Jalan Serpong-Parung yang berbuntut protes dari warga setempat.
Adanya penutupan atau pengalihan akses jalan tersebut disebut sebagai upaya mengamankan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie yang sudah ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional.
Pelaksana Tugas atau Plt. Deputi Infrastruktur BRIN yakni Yan Rianto mengungkapkan kalau penutupan jalan itu merupakan tindak lanjut setelah KST B.J. Habibie ditetapkan sebagai objek vital nasional.
Katanya, rencana pengalihan akses jalan tersebut dimulai per 6 April 2024.
Sebagai obyek vital nasional, Rianto menyebut kalau kawasan tersebut memiliki banyak fasilitas laboratorium untuk mendukung kegiatan riset dan inovasi institusinya.
Dia mengklaim penutupan jalan adalah upaya meningkatkan kegiatan riset yang dilakukan internal dan eksternal BRIN di kawasan itu.
“BRIN memerlukan penyatuan lahan untuk mendukung kegiatan riset dan inovasi dan pengembangan infrastruktur riset ke depannya,” ucap Rianto.
Rianto menambahkan kalau pemanfaatan lahan untuk jalan terusan di perbatasan Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor itu dilakukan tanpa adanya izin pakai dan lebih dulu menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak 2017 lalu.
Pihak mereka telah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi Jawa Barat dan Banten mengenai pengalihan ke Jalan Lingkar Baru itu.
Pembangunan jalan tersebut dilakukan agar kepentingan masyarakat dapat terakomodasi.
“BRIN telah membangun jalan baru pengganti dan sedang dalam proses dihibahkan ke Pemerintah Provinsi. Hal tersebut sekaligus akan menyelesaikan cacat administrasi penggunaan tanah negara tanpa izin pinjam pakai yang telah terjadi belasan tahun akibat pembiaran,” kata Rianto.
BRIN Jadwalkan Pertemuan dengan Pemda dan Warga Pekan Ini
BRIN mengklaim memperhatikan aspirasi masyarakat yang protes proyek Jalan Lingkar Baru.
Masyarakat menilah proyek di kawasan Kantor BRIN itu berdampak pada perekonomian mereka.
Pelaksana Tugas atau Plt Deputi Infrastruktur BRIN, Yan Rianto, mengungkapkan institusinya akan menggelar pertemuan dengan pemerintah daerah dan masyarakat yang terdampak dari proyek tersebut.
Ia mengungkapkan kalau pertemuan itu dilakukan dalam rangka sosialisasi.
Pertemuan tersebut dijadwalkan diadakan pada awal pekan ini.
Yan Rianto juga menyebut kalau institusinya akan menyiapkan Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM di kawasan tersebut bagi pedagang yang terdampak.
Pihaknya akan merelokasi pengusaha ke lokasi tersebut.
Saat merelokasi pedagang, ia akan mendata dan menawarkan langsung kepada pengusaha untuk menempati sentra UMKM tersebut.
Ia mengklaim skema relokasi ke sentra UMKM itu akan jauh lebih mengutungkan.
Rianto juga membantah jika institusinya disebut menutup Jalan Serpong-Parung, karena pada dasarnya pihak mereka hanya mengalihkan arus jalan.
“Bukan penutupan, tapi pengalihan jalan. Jalan baru sudah disiapkan dan sudah beroperasi sejak akhir tahun lalu,” ucap Rianto.
Ia mengungkapkan kalau pengalihan jalan ini sudah berproses sejak 2022 bersama pemerintah provinsi Jawa Barat dan Banten.
Sebelumnya, ratusan warga Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor telah memblokade akses Jalan Serpong-Parung.
Mereka menggelar aksi damai di depan kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Penutupan akses jalan tersebut merupakan buntut dari wacana BRIN menutup total akses jalan Serpong-Parung.