TANGSELIFE.COM – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan berkomunikasi dengan Gubernur Banten dan Jawa Barat (Jabar) setelah rencana penutupan jalan Serpong-Parung ditolak warga.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengatakan, komunikasi itu dilakukan agar tidak ada pihak yang dirugikan dari rencana penutupan jalan tersebut.

“Bersama kami akan mengatur tata lalu lintas agar tidak merugikan warga, khususnya yang ada di area Muncul, Serpong,” kata Tri Handoko dalam keterangan resminya, Selasa, 14 Oktober 2025.

Tri Handoko sebelumnya menekankan, bahwa BRIN bukan melakukan penutupan jalan, melainkan mengalihkan ke jalan yang sebelumnya sudah dibangun oleh BRIN.

Menurutnya pengalihan itu bukan hanya mempertimbangkan faktor keamanan, melainkan bagian dari strategi BRIN untuk mengantisipasi pengembangan fasilitas nuklir di masa mendatang.

Pasalnya, mulai tahun 2026 BRIN berencana membangun reaktor baru dan fasilitas siklotron yang akan meningkatkan aktivitas dan tingkat risiko di kawasan ini.

Oleh karena itu diperlukan peningkatan keamanan dan penataan untuk mendukung langkah tersebut.

“Dengan langkah ini, BRIN berharap kawasan KST B.J. Habibie dapat beroperasi secara optimal sebagai pusat riset nasional yang aman, tertata, dan mendukung pencapaian Indonesia sebagai negara berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,” tuturnya.

“Sosialisasi kepada masyarakat akan terus dilakukan secara bertahap, mulai dari tingkat kota hingga kelurahan, untuk memastikan pemahaman yang merata dan dukungan dari seluruh pihak terkait,” pungkasnya.

Sebelumnya, sejumlah warga yang bermukim dekat jalan Serpong-Parung menolak rencana penutupan akses jalan tersebut.

Penolakan itu dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pemasangan banner tuntutan, aksi demonstrasi, hingga membangun posko pengaduan warga.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Iis Suryani
Editor
Andre Pradana
Reporter