TANGSELIFE.COM – Hingga kini Pemerintah Jepang belum mampu mengatasi resesi seks di negaranya, Bahkan angka kelahiran disebut masih rendah.
Penurunan angka kelahiran itu dialami Jepang beberapa tahun belakangan ini.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, menyebutkan, resesi skes di negaranya, masih terus diupayakan perbaikannya.
“Entah kenapa, kami belum menemukan perubahan tren, dan kami masih melakukan banyak hal,” ungkap Masaki Yasushi, Sabtu, 22 Juni 2024.
Masaki mengatakan, angka kelahiran di Jepang menyentuh 1,2 persen saja pada tahun ini.
Dengan begitu, hal tersebut menjadi perhatian bagi pemerintah Jepang untuk menggenjot angka kelahiran negaranya.
Disebutkan Yasushi,Jepang juga melakukan berbagai cara untuk mengatasi resesi seks yang melanda generasi muda Jepang.
“Terus dilakukan upaya mendorong pasangan muda untuk memiliki anak, sekarang kami memberikan tunjangan kepada generasi yang memiliki anak, juga memberi cuti mengasuh anak, seluruhnya dijamin,” paparnya.
Disebutkan juga, kebanyakan pasangan muda memang tidak mau memiliki anak karena khawatir dengan tingginya biaya pendidikan dan biaya hidup di Jepang.
Dengan latar belakang itu, Pemerintah Jepang memberikan subsidi bagi pasangan menikah, terutama yang hendak memiliki anak.
Bahkan, Jepang meluncurkan aplikasi kencan pada musim panas ini. Hal itu dilakukan guna menggenjot angka pernikahan dan kelahiran di Negeri Matahari Terbit.
Yasushi juga mengingatkan negara-negara lain untuk belajar dari apa yang telah terjadi di Jepang.
Karena, ia yakin hal ini bisa terjadi di berbagai negara.
“Saya melihat Anda memiliki masyarakat yang sangat baik dan lebih muda. Namun yang pasti di kemudian hari anda akan mengalami masalah yang sama,” ungkapnya.
“Sehingga penting juga bagi negara Anda untuk menerima pelajaran dari pengalaman kami,” pungkas Yasushi.