TANGSELIFE.COMTaman Safari Indonesia (TSI) tengah menelusuri pengunjung yang memberi makan sampah plastik pada kuda nil di Taman Safari Bogor, Jawa Barat.

Video aksi pengunjung yang memberi makan sampah plastik pada kuda nil di Taman Safari Bogor itu viral di media sosial pada Jumat 21 Juni 2024 lalu.

Saat ini, pihak Taman Safari Indonesia telah mengecek kondisi kuda nil yang diberi makan sampah plastik oleh pengunjung tak bertanggung jawab tersebut.

Kuda nil bernama Hanyut itu langsung dicek oleh tim life and sciences dari TSI bersama tim perawat satwa.

Kondisi Hanyut pun dibagikan melalui sebuah video pendek yang diunggah di akun Instagram @taman_safari.

“Ini dia kuda nil yang sempat viral di media sosial kemarin. Namanya Hanyut,” ujar Fridi, animal care satwa kuda nil di Taman Safari Bogor.

“Kondisi Hanyut saat ini baik-baik saja dan tidak menunjukkan perilaku yang aneh. Saat kejadian, saya langsung mengeluarkan sampah plastik sebelum ditelan Hanyut,” terang Friadi.

Taman Safari Indonesia Tidak Menoleransi Tindakan di Luar SOP

Vice President Media, Event and Digital Taman Safari Indonesia, Alexander Zulkarnain memastikan Taman Safari Indonesia Group berkomitmen menjaga, merawat, dan mengembangkan satwa liar di lembaga konservasi ex-situ.

Dengan demikian, Taman Safari Indonesia Group tidak akan menoleransi tindakan atau hal-hal yang tidak sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure).

Satwa di Taman Safari termasuk satwa yang dilindungi oleh undang-udang perlindungan satwa, Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, yang memiliki implikasi hukum jika tidak ditaati oleh pengunjung.

“Kami juga sangat prihatin dan menyayangkan, berharap kejadian ini tidak terluang kembali,” kata Alex, seperti dikutip dari detikcom.

“Tentu ada sanksi yang diberikan kepada pengunjung dalam bentuk teguran, dikeluarkan dari lokasi dan diinformasikan ke pihak berwenang,” terangnya.

Saat ini, TSI tengah mengumpulkan data dan fakta terkait kejadian agar tidak terjadi kesalahan informasi.

“Kita lagi mengumpulkan data-data dan fakta yang lengkap supaya tidak misleading dan juga agar benar-benar saat kita memberikan informasi lengkap.”

“Saat ini masih ditelusuri apakah wisatawan tersebut dari Indonesia atau dari wisatawan luar negeri, sehingga data-data tersebut komprehensif,” terangnya.

“Kami terbuka bekerja sama dengan siapa pun, dengan KLHK, pihak-pihak lain. Jika memang hal ini menjadi concern dan diteruskan upaya hukum,” tandas Alex.

“Namun kita selalu berupaya agar kejadian ini menjadi pengingat bagi para pengunjung yang datang untuk senantiasa menaati peraturan yang ada di Taman Safari Indonesia, karena kita punya SOP, peraturan,” jelasnya lagi.

Ke depannya, TSI akan lebih proaktif untuk mengedukasi, memberikan sosialisasi, hingga menyampaikan larangan atau teguran secara langsung.

“Kami proaktif untuk edukasi, membuat campaign do’s and dont’s, melarang secara langsung dan tegas jika melihat intensi, gerakan atau perilaku pengunjung yang akan menyakiti, melukai satwa,” tutup Alex.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dien
Reporter