TANGSELIFE.COM– Komunitas Tangsel Bersatu (TB) yang didirikan oleh seorang warga Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Muhammad Aprilyandi.

Terbentukanya komunitas ini merupakan inisiatif dari Aprilyandi karena melihat kondisi memprihatinkan dari para pelajar di Tangerang Selatan.

Pasalnya, belakangan ini marak terjadi aksi tawuran antar pelajar dan antar kelompok pemuda di berbagai wilayah, tak terkecuali Tangerang Selatan.

Aprilyandi menjelaskan, Tangsel Bersatu merupakan wadah silaturahmi pelajar dan pemuda yang ada di Kota bermotto Cerdas, Modern dan Religius.

Berdirinya komunitas Tangsel Bersatu semula diinisiasi oleh ia dan keempat temannya pada tahun 2019 lalu.

Saat itu, ia dan teman-temannya merasa resah dengan aksi tawuran yang marak terjadi di Kota Tangsel.

“Tujuannya untuk meminimalitsir tindakan-tindakan kejahatan yang dilakukan antar pelajar, pemuda atau bahkan gengster,” kata Aprilyandi kepada Tangselife.com, Senin, 18 Desember 2023.

Saat ini, lanjutnya, di Tangsel Bersatu ada sekira 250 anggota yang terdiri dari 50 kelompok pelajar dan pemuda se Kota Tangsel.

Aprilyandi menyebut, berdasarkan catatannya sekolah yang terlibat dalam Tangsel Bersatu variatif dari tingkat SMP maupun tingkat SMA.

Menurutnya, dengan berkembangnya kemajuan teknologi saat ini membuat pihaknya mudah melakukan sosialisasi dan mengajak orang untuk terlibat masuk ke dalam komunitas tersebut.

“Karena trendnya saat ini banyak para pemuda dan pelajar membuat akun-akun sosial media official jadi gampang menjaringnya,” tuturnya.

Komunitas Tangsel Bersatu Gelar Aksi Damai Pelajar Pada Hari Jumat, 15 Desember 2023.

Aprilyandi mengungkapkan, komunitas TB sering kali membuat kegiatan positif untuk mempererat silaturahmi antar sekolah di Tangsel.

Terbaru, Tangsel Bersatu membuat kegiatan deklarasi damai pelajar di Alun-Alun Pamulang pada Jumat, 15 Desember 2023.

Aksi damai itu dihadiri sekira 700 pelajar yang terdiri dari 65 sekolah dari dalam dan luar Kota Tangsel.

“Awalnya ada 78 sekolah yang mendaftar, tapi yang hadir ada 65. Berdasarkan data, awalnya kita hanya memberi kuota 500 orang tapi ternyata yang hadir sekitar 700 orang,” terangnya.

Aprilyanto menyebut, hingga saat ini pihaknya terus membuka kesempatan bagi seluruh sekolah atau kelompok pemuda yang ingin bergabung dalam komunitas TB untuk menyebarkan semangat positif agar tawuran tidak terjadi lagi di Kota Tangsel.

“Kita juga membentuk koordinator di sekolah-sekolah untuk meminimalitsir terjadinya tawuran,” pungkasnya.