TANGSELIFE.COM – Pasar Tanah Abang yang biasanya ramai dikunjungi pembeli menjelang Idul Fitri, kini justru terlihat sepi.

Padahal, momen Lebaran ini biasanya menjadi puncak keramaian bagi pasar tekstil terbesar di Asia tersebut.

Hal ini pun membuat sejumlah pedagang resah dan mulai bertanya-tanya kemana perginya para pembeli yang biasanya memadati pasar.

Salah seorang warga mengungkapkan bahwa salah satu penyebab Pasar Tanah Abang sepi adalah adanya parkir liar dan premanisme.

Pengguna akun X @el_jastip menceritakan pengalamannya saat belanja di Pasar Tanah Abang.

Ia harus mengeluarkan biaya yang cukup besar hanya untuk membayar parkir mobil.

“Tahun 2020-2022 waktu kami jualan mukena di Shopee, kebanyakan barang ambil di Tanah Abang. Bawa mobil masuk ke gedung di mintain duit Rp5.000, masuk parkiran atas bayar Rp5.000, pulangnya bayar parkir resmi Rp3.000, keluar gedung dimintain lagi sama mamang yang tadi minta uang, Rp5.000 lagi. Total Rp18.000 untuk hari biasa. Di weekend bisa melonjak total Rp30.000,” jelasnya.

Warga lainnya juga mengeluhkan hal yang sama.

Ia menceritakan pengalamannya saat parkir mobil di pinggir jalan yang dikenakan tarif sebesar Rp50.000.

“Mana pas keluar dia minta lagi. Nggak gue kasih lah,” tulis pengguna X @bumblekook.

pasar tanah abang sepi

Parahnya, ada juga yang harus membayar tarif parkir mobil sampai Rp90.000 karena para oknum parkir liar dan premanisme di pasar tersebut.

“Dulu pas 2023 gue pernah ke Pasar Tanah Abang naik mobil, dan total parkirnya bisa sampai Rp90.000. Kalau nggak salah ada 4 tukang parkir liar yang selalu minta uang, padahal gue disana cuma 2 jam-an,” tulisnya.

Walaupun kabar ini sudah menjadi isu luas di masyarakat, namun belum ada aksi tegas dari pemerintah.

Masyrakat pun berharap adanya tindakan tegas dari pemerintah dan aparat terkait untuk membersihkan Pasar Tanah Abang dari praktik parkir liar hingga premanisme.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter