TANGSELIFE.COM – Subsidi BBM dan kompensasi energi pada 2025 nanti akan dipangkas sebesar Rp 67,1 triliun.
Rencana pemangkasan tersebut tercantum dalam Kerangka Ekonomi makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani berikan penjelasan mengenai pemangkasan subsidi BBM dan Kompensasi energi tersebut.
Dimana pemerintah mendorong pengendalian subsidi dan kompensasi atas solar dan pertalite. Hal ini diperkirakan dapat mengurangi volume konsumsi solar dan pertalite sebesar 17,8 juta KL per tahun.
“Saat ini Solar dan Pertalite dijual di bawah harga keekonomiannya, sehingga memunculkan kompensasi yang harus dibayar oleh APBN. Volume konsumsi Solar dan Pertalite terus meningkat, demikian juga beban subsidi dan kompensasinya dan mayoritas dinikmati oleh rumah tangga kaya,” tulis dokumen KEM PPKF.
Dalam dokumen itu juga disebutkan, tujuan utama dari transformasi subsidi dan kompensasi energi bukanlah efisiensi anggaran.
Namun untuk mendorong peran APBN yang lebih berkeadilan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan demi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, utamanya masyarakat miskin dan rentan.
Sri Mulyani mengatakan efisiensi anggaran subsidi dan kompensasi energi di tahun 2025 masih postur besar.
Karena angka tersebut akan lebih dipertajam melalui pandangan dan diskusi oleh fraksi-fraksi di DPR RI.
“Posturnya akan dipertajam lagi, kami akan diskusikan lagi dengan Badan Anggaran DPR RI, akan ada laporan semester (lapsem), nanti kombinasi dengan lapsem dan pembahasan DPR, nanti kita lihat yang terbaik di 2025,” ungkapnya, Senin, 27 Mei 2024.
Dia juga mengatakan, potensi efisiensi senilai Rp 67,1 triliun merupakan angka dari APBN sebelumnya.
“Itu dari APBN sebelumnya, kurs, harga minyak itu bisa kita tetapkan. Nanti kita lihat volumenya supaya tetap disiplin enggak nambah, tapi ini masih sangat-sangat awal,” pungkas Sri Mulyani.