TANGSELIFE.COM- Tahukah Anda bahwa biaya produksi tas Dior jauh lebih murah dari harga pasaran tas mewah tersebut dijual.

Tas yang terkenal dengan desain cantik dan elegan serta disukai oleh banyak orang ini, ternyata biaya produksinya hanya kisaran ratusan ribu rupiah saja.

Biaya produksi tas Dior yang sangat murah ini sangat jauh berbanding terbalik dari harga jualnya yang bisa puluhan hingga ratusan juta.

Perbedaan harga yang jauh ini, membuat jaksa penuntut di Italia mengklaim bahwa ada eksploitasi pekerja migran yang memproduksi tas-tas mewah Dior dan Armani.

Dilansir dari laporan New York Post, Jaksa melaporkan bahwa para pekerja yang memproduksi tas Dior ini hanya dibayar US$2 per jam atau sekitar Rp32,5 ribu.

Biaya Produksi Tas Dior Murah, Benarkah Perusahaan Lakukan Tindakan Ekspoloitasi?

Biaya produksi tas Dior murah
Harga Puluhan Juta, Biaya Produksi Tas Dior Hanya Rp1 Jutaan

Merek fesyen mewah Dior yang populer dengan tas tangan, pakaian, dan aksesoris kelas atas ini dijual dengan harga mulai dari 1.000 dollar AS atau Rp16 juta.

Namun, baru-baru ini ditemukan fakta bahwa biaya produksi tas Dior yang dikeluarkan oleh perusahaan tak sebanding dengan harga jualnya.

Diketahui bahwa Dior tenyata hanya membayar harga produksi tas mewahnya dari pemasok China sebesar Rp1 juta, ini merupakan harga yang sangat murah.

Tak hanya biaya produksi tas Dior yang sangat murah, muncul dugaan bahwa perusahaan fesyen tersebut melakukan tindakan eksploitasi kepada para pekerja.

Selain itu, kesejahteraan hidup para pekerja juga mendapatkan sorotan, sebab pekerja tersebut harus bekerja seharian penuh hingga tidur di pabirk agar produksi tas Dior tetap berjalan.

Kejanggalan biaya produksi tas Dior yang sangat murah, membuat pihak berwena Italia menyelidiki langsung kondisi kerja di beberapa pabrik perusahaan yang memproduksi tas tangan Dior.

Dari hasil penyelidikan, Dior diduga hanya membayar pemasok tas sebesar Rp926.352 untuk kemudian tas tangan mewah tersebut dijual Rp45,1 juta di tokonya.

Perusahaan Dior hanya menanggung biaya desain, distribusi, dan pemasarannya saja.

Berdasar hasil investigasi lainnya diketahui, perusahaan kontraktor dari Dior adalah perusahan asal China dengan dua orang pekerja ilegal dan tujuh orang bekerja tanpa dokumen yang diperlukan.

Adapun, jaksa penutut Kasus Dior dan Armani mengatakan, pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan barang mewah ini bertujuan agar mendapatkan keuntungan yang besar.

Lebih dari itu, perusahaan barang mewah juga kerap terlibat masalah penganiayaan pekerja, penerapan undang-undang ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan pekerja, termasuk aturan terkat jam kerja serta gaji.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow
Jihan Hoirunisa
Editor
Jihan Hoirunisa
Reporter