TANGSELIFE.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis dengan kadar gula tinggi.

Imbauan tersebut sebagai respon maraknya fenomena anak yang melakukan hemodialisa atau proses cuci darah yang diduga karena terlalu banyak mengkonsumi gula.

Kepala Dinkes Tangsel, Alin Hendalin Mahdaniar mengatakan, meski kasus anak cuci darah belum ditemukan di seluruh fasilitas layanan kesehatan Tangsel, namun masyarakat diminta untuk melakukan antisipasi.

Alin menuturkan, untuk menghindari penyakit tersebut masyarakat juga diminta untuk membatasi mengkonsumsi kandungan gula sesuai dengan batas yang telah direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan.

“Asupan gula pada kondisi normal yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan maksimal 50 gram atau setara dengan 4 sendok teh perhari,” kata Alin dalam keterangan tertulis yang diterima Tangselife.com, Rabu, 7 Agustus 2024.

Sedangkan khusus bagi masyarakat yang mengidap penyakit diabetes disarankan untuk mengurangi asupan makanan yang mengandung gula di bawah 50 gram.

Alin juga menyarankan kepada masyarakat untuk selalu melakukan pengecekan kadar gula pada setiap produk yang ingin dikonsumsi.

Di samping itu, setiap masyarakat juga diminta untuk menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat dengan konsumsi pangan aman, bermutu, dan bergizi.

“Dengan melakukan aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, memeriksa kesehatan secara berkala, tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan menjaga kebersihan lingkungan,” ungkapnya.

Ia juga meminta masyarakat untuk melaporkan jika menemukan makanan dan minuman yang dicurigai mengandung zat berbahaya yang sekiranya menimbulkan efek negatif pada tubuh.

“Dinas Kesehatan juga terus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaku usaha pangan olahan dan kantin-kantin sekolah wilayah Kota Tangerang Selatan,” tandasnya.

Belum Ditemukan Kasus Anak Cuci Darah di Tangsel

Alin memastikan hingga saat ini belum ditemukan adanya anak yang melakukan hemodialisa atau cuci darah diseluruh fasilitas layanan kesehatan yang ada di Kota Tangsel.

“Kami udah cek di Tangsel tidak ada anak yang melakukan hemodialisa,” ungkapnya.

Sebelumnya Direktur RSU Tangsel, Umi Kulsum juga menyebut tidak ada anak yang melakukan cuci darah di RSU Tangsel.

Pasien yang melakukan cuci darah di RSU Tangsel sejauh ini didominasi oleh mereka yang sudah berusia 50 hingga 60 tahun.

“Belum ada fenomena itu (anak cuci darah, red) di kita, tidak ada, di tahun ini dan tahun sebelumnya juga tidak ada,” kata Umi Kulsum kepada Tangselife.com, Kamis, 1 Agustus 2024.

Umi menerangkan, pada periode bulan Januari hingga Juli 2024 ini, tercatat ada 48 pasien yang telah melakukan cuci darah di RSU Tangsel.

Berdasarkan hasil diagnosa, mayoritas diantaranya pasien tersebut melakukan cuci darah karena mengidap penyakit diabetes dan hipotensi.

“Kalau di kami yang ada itu 48 (pasien) total yang sudah pernah cuci darah di kita. Di kami diagnosanya si ujungnya diabetes, (bisa juga) dari kebisaan pola hidup, pola makan, turunan juga bisa,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow
Dwi Oktaviani
Editor
Andre Pradana
Reporter