Tangsellife.com – Mata Nuryanah tampak sembab dan memerah setelah dua hari belakangan terus menangis ketika mengingat anaknya menjadi korban perundungan oleh teman-temannya.

“Ngeliat videonya, hati saya sedih, perih. Hati kayak diiris-iris pake bambu yang tipis tapi pinggirnya tajem kaya pisau,”ungkap Nuriyah kepada tangselife.com sembari menyeka air mata yang menetes di pipinya, Rabu (18/5/2022).

Nuryanah adalah ibu dari MZ (16), siswa kelas 2, SMP Negeri di Kota Tangsel, korban perundungan teman-temannya yang sempat videonya viral di sejumlah akun media sosial instagram.

Berdasarkan penuturannya, MZ memang tak seperti anak pada umumnya. Sejak kecil, MZ terkendala dalam proses berpikir dan menulis.

Tapi dia beruntung MZ masih dapat bersekolah di sekolah umum dan kini duduk di bangku kelas 2 SMP.

Sambil bersandar di tembok rumahnya, Nuryanah menceritakan soal awal mula dirinya tahu anaknya jadi korban kekerasan.

Wanita 40 tahun itu bilang, pertama kali tahu anaknya jadi korban kekerasan dari video yang beredar.

Seketika badannya gemetar melihat anak yang dia kandung selama sembilan bulan dan dibesarkan 16 tahun lamanya dirundung dan dapat perlakuan tak pantas dari temannya.

Pada hari sebelumnya, dia sempat mendengar MZ mengeluh sakit di bibirnya. Tetapi, dirinya tak curiga lantaran MZ tak bercerita kejadian yang telah dialami.

Sementara itu, di rekaman video yang beredar, Nuryanah mengenali wajah sejumlah anak yang turut merundungnya.

Nuryanah juga sempat memastikan dan menanyakan langsung pada terduga pelaku.

Sayangnya, terduga pelaku tak mau jujur dan orang tua mereka pun turut membela.

“Hati saya mah yakin anak sini 4 orang, pasti ada yang ikutan. Dari empat anak itu nggak ada yang jujur,” katanya sambil mengusap lagi air matanya dengan kerudungnya.

Tak ingin gegabah, Nuryanah kemudian melaporkan kekerasan itu kepada pihak kepolisian. Itu dilakukan lantaran dirinya sadar tak enak hati jika menuduh tanpa ada kekuatan hukum.

Lebih-lebih, dia ingin membela anak sulungnya dan pelaku mendapat ganjaran setimpal.

“Sekarang anaknya udah sehat, sempet bengong di tempat tidur, mungkin mikir. Yang saya takutin mental dia om, takut mentalnya parah, cara pikirnya dia lambat, takutnya nambah penyakit,” keluhnya sambil memandangi foto kecil MZ yang terpampang di tembok.

Dia bilang, MZ memang tak seperti anak pada umumnya.

Seharusnya kata Nuryanah, MZ memang seumuran anak yang duduk di bangku kelas 2 SMA.

Karena sejak kecil, MZ terkendala dalam proses berfikir dan menulis. Beruntung MZ masih dapat bersekolah dan kini duduk di bangku kelas 2 SMP 1 Tangsel.

Dia khawatir, kekerasan yang dialami anaknya itu akan memperparah mentalnya semakin down atau bahkan menambah penyakit lain.

Sementara itu, terbaru, informasi yang dihimpun bahwa terduga pelaku yang melakukan kekerasan kepada MZ kini sudah diamankan.

“Sudah diamankan dan dalam pemeriksaan. Sudah diperiksa 4 orang dari 8 orang dan semua masih di bawah umur,” kata Kapolres Tangerang Selatan AKBP Sarly Sollu saat dikonfirmasi, Rabu (18/5/2022). (*)