TANGSELIFE.COM – Aksi demo SMAN 3 Tangsel dilakukan oleh ratusan warga Benda Baru, Kecamatan Pamulang yang terdiri dari tujuh RW yaitu RW 010, 011, 012, 013, 014, 015 dan 016pada Rabu 2 Juli 2025.
Aksi itu dilakukan sebagai respons karena puluhan anak dari warga yang tinggal di dekat SMAN 3 Tangsel namun tidak lolos Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.
Ketua RW 15, Mujianto mengatakan, berdasarkan catatannya total ada 64 anak yang mendaftar di sekolah tersebut, namun kurang lebih hanya 16 yang keterima.
Menurutnya hasil itu sangat merugikan masyarakat. Pasalnya, selain jarak antara rumah dengan sekolah yang berdekatan, nilai dari anak-anak juga terbilang cukup tinggi.
“Hanya sekitar 16 yang diterima, itu pun yang nilainya di atas 90. Menurut kami, nilai di atas 87 itu bukan berarti bodoh, hanya kurang beruntung saja. Seharusnya pihak sekolah bisa memilah dan memilih, mana anak-anak dari warga sekitar sekolah,” kata Mujianto di lokasi, Rabu, 2 Juli 2025.
Mujianto sendiri mengaku memahami bahwa dalam SPMB tahun ini terdapat jalur penerimaan yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Namun aksi yang dilakukan bukan tanpa dasar yang kuat. Ia menjelaskan, bahwa SMAN 3 Tangsel berdiri di atas lahan fasilitas sosial fasilitas umum (fasos fasum) yang berada di dalam area perumahan tersebut.
Saat awal pembangunannya, saat itu dikabarkan sudah ada perjanjian dengan warga lingkungan sekitar agar nantinya anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.
“Karena saat SMA 3 ini didirikan, dulu ada perjanjian, sekolah boleh berdiri di sini dengan catatan bahwa warga sekitar bisa bersekolah di SMA 3,” tegasnya.
Di tengah berlangsungnya demo, warga yang diwakili oleh tujuh Ketua RW akhirnya diundang mediasi oleh Kepala SMAN 3 Tangsel, Aan Sri Analiah.
Aan mengaku akan menampung seluruh aspirasi dan tuntutan warga terkait permasalahan dalam SPMB 2025 ini.
Nantinya aspirasi itu akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Banten selaku pihak yang berwenang mengambil keputusan.
Warga Tutup Akses Jalan Menuju SMAN 3 Tangsel
Karena belum mendapatkan keputusan pasti yang sesuai dengan tuntutannya, warga akhirnya memutuskan menutup akses jalan menuju SMAN 3 Tangsel.
Penutupan dilakukan dengan menggunakan portal besi sepanjang kurang lebih lima meter, setidaknya ada dua akses jalan utama yang ditutup.
Akses jalan itu ditutup sampai seluruh tuntutan warga yaitu anak-anaknya bisa bersekolah di SMAN 3 Tangsel dapat dipenuhi.

