TANGSELIFE.COM– Film Farha garapan sutradara Darin J asal Yordania yang rilis pada bulan Desember 2022 sempat menuai kontroversi di Israel.

Diketahui bahwa alur cerita dari film ini menampilkan kekejaman yang dilakukan Zionis dengan mengusir warga Palestina.

Bahkan, Al Jazeera mengungkapkan bahwa film Farha ini merupakan kisah nyata dari seorang gadis Palestina yang selamat dari peristiwa Nakba tahun 1948.

Pada peristiwa Nakba tersebut ada ratusan ribu warga Palestina yang diusir dari wilayahnya sendiri oleh Zionis.

Serangan membabi buta Israel terhadap Palestina belakangan waktu ini membuat film Farha yang tayang di Netflix kembali viral di media sosial.

Pasalnya, serangan Israel ini kembali dikaitkan dengan kejadian Nakba 1948.

Banyak konten kreator di TikTok yang menjadikan film berdurasi 92 menit tersebut dengan menarasikan kejadian genosida yang kembali terulang di jalur Gaza saat ini.

Lalu, apa itu peristiwa Nakba yang menjadi alur cerita untuk film Farha? berikut ulasan lengkapnya.

Sinopsis Film Farha, Menggambarkan Pembantaian Zionis ke Rakyat Palestina.

Sinopsis Film Farha
Alur cerita film Farha didasarkan pada kisah teman ibunya yang mengalami sendiri peristiwa Nakba tersebut ketika muda.

Film ini diangkat berdasarkan sudut pandang seorang remaja perempuan Palestina berusia 14 tahun yang berhasil selamat dari kerusuhan di tahun 1948.

Pada saat itu dirinya menyaksikan kebrutalan yang dilakukan tentara Israel dengan membantai seluruh warga Palestina.

Tidak hanya itu, tentara Israel juga melakukan pembunuhan, pemerkosaan, serta ancaman pembunuhan terhadap warga Palestina di kampung halamannya sendiri.

Gadis yang selamat tersebut bernama Farha (Karam Taher) yang tinggal di sebuah desa di Palestina.

Pada awal cerita, Farha terlihat sedang membujuk sang ayah (diperankan Ashraf Barhom) untuk pergi ke kota dengan tujuan ingin melanjutkan sekolah bersama sahabatnya yang bernama Farida ( Tala Gammoh).

Namun, belum sempat tujuan tersebut tercapai, terjadilah peristiwa Nakba yang mana pada saat itu para pasukan Israel datang ke desa-desa di Palestina.

Demi menyelamatkan Farha, sang ayah pun akhirnya mengunci anak perempuannya tersebut di sebuah ruang penyimpanan di rumahnya.

Farha pun dijanjikan akan kembali ditemui oleh ayahnya setelah kerusuhan ini berakhir.

Ketika dirinya terkunci di ruang yang gelap dan sempit, disinilah Farha menyaksikan kekejaman yang dilakukan oleh tentara Israel.

Melalui lubang kecil di dinding kayu tempat dirinya dikunci, Farha melihat pembunuhan dan pembantaian yang dilakukan tentara Israel tersebut terhadap orang-orang di kampungnya.

Atas pembantaian tersebut mengakibatkan 700 ribu warga Palestina terusir dari wilayahnya sendiri dan 78% wilayah Palestina diklaim milik Israel.

Dalam peristiwa Nakba yang digambarkan dalam film Farha ini dipaparkan ada sekitar 107 warga Palestina yang terbunuh di dekat Yarusalem.

Korbannya warga sipil termasuk para perempuan dan anak-anak.

Film Farha Diangkat dari Kisah Nyata yang Dialami Warga Palestina.

Diketahui bahwa alur cerita Farha ini merupakan kisah yang dialami warga Palestina secara nyata dan telah menjadi cerita turun temurun.

Sang sutradara dari film ini mengatakan bahwa skenario yang dibuatnya didasarkan pada kisah nyata yang didengar langsung dari ayahnya.

Ketika ayah dari Darin menceritakan tentang peristiwa Nakba, dirinya langsung tergerak untuk membuat film ini.

Alur cerita film Farha didasarkan pada kisah teman ibunya yang mengalami sendiri peristiwa tersebut ketika muda.

Untuk saat ini teman ibunya tersebut tinggal sebagai pengungsi di Suriah setelah diusir oleh Israel.

” Saya tidak takut untuk menceritakan kebenaran. Bukan karena sikap politik, namun ini bentuk kesetiaan saya atas kisa yang saya dengan,” ujar Darin.

Adapun, film ini mendapat pujian dari para warga Palestina di seluruh dunia, karena menggambarkan trauma memilukan yang dirasakan warga Palestina selama tragedi Nakba 1948.

Melalui film Farha ini menjadi salah satu wadah warga Palestina untuk menyampaikan kisah dan sejarah mereka pada dunia yang selama ini dibungkam.

Berbanding terbalik dengan respons warga Palestina dan para pendukungnya, warga Israel serta beberapa negara barat justru memprotes film ini.

Menteri Keungan dari Partai Kanan Jauh dan Menteri Budaya Israel, bahkan sampai mengutuk hal tersebut.

Menurut mereka keputusan Netflix untuk memutar film tersebut adalah hal yang gila dan jalan ceritanya berisi kebohogan dan fitnah.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa efek nyata dari peristiwa Nakba dan invasi ke beberapa wilayah Palestina yang dilakukan Israel terus berlanjut hingga saat ini.

Untuk saat ini seluruh warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat sedang dikepung dan Israel terus melakukan genosida.