TANGSELIFE.COM – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memberikan berbagai saran kepada seluruh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang akan menjalan tugas pada saat pemungutan suara Pemilu 2024.

Berkaca pada penyelenggaraan Pemilu 2019 lalu, para petugas KPPS bahkan harus bekerja hampir 24 jam demi memastikan proses pemungutan dan penghitungan suara berjalan tuntas dan lancar.

Dengan intensitas kerja yang seperti itu, para petugas KPPS dikhawatirkan akan mengalami kelelahan sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ketua IDI Tangsel, Fajar Siddiq mengatakan, seluruh petugas KPPS harus mempersiapkan diri agar stamina mereka terjaga selama menjalankan tugasnya.

“Ada sesuatu yang barus dipersiapkan dari diri mereka sendiri, pertama adalah stamina, jadi para petugas KPPS harus menjaga stamina mulai dari sekarang,” kata Fajar Siddiq kepada Tangselife.com, Selasa, 13 Februari 2024

Fajar menyebut, mempersiapkan stamina bisa dilakukan dengan waktu istirahat yang cukup. Selain itu asupan makanan juga harus teratur selama menjalankan tugas.

“Tidurnya cukup, terus makannya juga harus cukup dan teratur, harus dijaga. Kalau masalah makanan biasanya masing-masing diri tau apa yang baik dan tidak baik buat dirinya,” tuturnya.

Selain memastikan waktu istirahat dan asupan makanan yang cukup, Fajar juga menyarankan para petugas KPPS untuk menambah asupan vitamin.

Hal itu untuk membantu tubuh untuk tetap terjaga meski intensitas dan beban kerja yang cukup tinggi.

“Yang kedua persiapkan dari sekarang harus minum vitamin C,” katanya.

KPPS Diimbau Tolak Makanan dari Luar

Selain itu Fajar menyebut, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Seluruh petugas KPPS diminimalisir untuk tidak menerima pemberian makanan dari pihak diluar panitia.

“Untuk amannya, makanan yang dimakan itu hanya dari panitia yang sudah resmi ditunjuk, jangan menerima makanan dari pemberian orang lain, kecuali yang memang dipercaya, untuk menghindari kemungkinan adanya racun atau apalah,” terangnya.

Fajar menyebut, khusus bagi para petugas KPPS yang memiliki riwayat penyakit bawaan atau komorbit agar dapat mengatur pola kerjanya saat waktu pemungutan dan penghitungan suara.

Pasalnya, lanjut Fajar, penyakit komorbit sangat berbahaya jika stamina dalam tubuh menurun atau sedang kelelahan.

“Jadi prinsipnya kalau penyakit-penyakit yang disebutkan tadi suatu kelainan ya, itu bahaya sih, tapi sekali lagi hal-hal seperti itu tidak menyebabkan dia meninggal mendadak atau meninggal dalam waktu singkat,” ujarnya.

“Itu harus dijaga, kadang komorbit itu akan muncul ketika stamina menurun. Misalnya jantungnya tiba-tiba mendadak ngadat (bermasalah, red), lalu serangan jantung, kecapean itu bisa. Penyebabnya bukan kecapean tapi karena penyakit komorbit,” pungkasnya.

Sebelumnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel mencatat beberapa petugas KPPS menderita sejumlah penyakit.

Kepala Dinkes Tangsel, Alin Hendalin Mahdaniar menyebut, penyakit yang diderita oleh petugas KPPS bervariatif mulai dari yang beresiko rendah hingga beresiko tinggi.

“Dari 11.000 sekian (petugas KPPS) yang diperiksa di Puskesmas itu kurang lebih 5 persennya menderita hyper kolesterol, kemudian yang hypertensi sekitar 3 persen dan diabetes 1 persen,” kata Alin dalam rapat Forkopimda di salah satu Hotel di kawasan Serpong, Senin (12/2/24).

Alin enggan menjelaskan detail petugas KPPS yang memiliki riwayat penyakit tersebar di wilayah mana saja.

Namun ia mengklaim telah melakukan pemetaan para petugas KPPS tersebut bertugas di TPS mana saja. Sehingga lanjut Alin, nantinya petugas kesehatan yang disiagakan oleh Dinkes Tangsel akan difokuskan ke wilayah-wilayah yang didapati adanya petugas KPPS yang menderita penyakit tersebut.

“Sampai saat ini pun sudah kita mapping dimana orang-orang yang beresiko tinggi ini ditempatkan TPS nya. Sehingga pemantauan di TPS pun nanti akan lebih intensif lagi,” terangnya.

“Untuk pemantauan di lapangan, ngider sehat beserta tenaga kesehatan lainnya kita sudah siapkan yang akan turun di hari H itu kurang lebih ada 1.231 yang akan memantau TPS masing-masing di wilayah kerja puskesmas masing-masing,” pungkasnya.

Wivyh
Editor
Andre Pradana
Reporter