TANGSELIFE.COM – Film 13 Bom di Jakarta akan tayang mulai 28 Desember 2023 di seluruh bioskop seluruh Indonesia.
Film ini disebut-sebut akan menjadi film action terbesar di Indonesia.
Angga Dwimas Sasongko, selaku sutradara sekaligus penulis film 13 Bom di Jakarta, mengaku terinspirasi dari tragedi dari pengeboman yang sempat terjadi di Mal Alam Sutera, Tangerang pada 2015 lalu.
Film 13 Bom di Jakarta sendiri berkisah tentang aksi teror bom di ibu kota.
Dalam cuplikan film yang dirilis Visinema Pictures pada Jumat, 17 November 2023, Badan Kontra Terorisme Indonesia mendapatkan sebuah pesan misterius dari pihak yang dianggap sebagai teroris.
“Ada tiga belas bom yang sudah kami sebar di seantero kota Jakarta,” ungkap Teroris dalam video teaser 13 Bom di Jakarta yang sudah dirilis.
Para teroris mengancam akan meledekkan ke-13 bom setiap 8 jam sekali jika mereka tak mendapatkan imbalan sesuai tuntutan.
Badan Kontra Terorisme selaku pihak berwenang pun mencoba melacak para teroris itu demi menghentikan serangan teror di ibukota.
Bergenre isu terorisme yang kerap kali terjadi di Indonesia, film 13 Bom di Jakarta juga terinspirasi dari teror bom di Mal Alam Sutera, Tangerang, yang terjadi pada 2015 silam.
Film 13 Bom di Jakarta Terinspirasi dari Peristiwa Bom di Tangerang
Peristiwa bom di Mal Alam Sutera, Tangerang pada 2015 terjadi sebanyak 2 kali.
Kejadian pertama terjadi pada Kamis, 9 Juli, ketika sebuah bom berdaya rendah meledak di toilet laki-laki.
Beruntung tak ada korban jiwa dalam ledakan itu.
Kapolda Metro Jaya saat itu Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan polisi mulai menemukan titik terang dalam kasus bom di Mal Alam Sutera, Tangerang, Banten.
Identitas itu mulai diketahui melalui rekaman kamera CCTV yang ada di sekitar toilt tempat terjadinya ledakan.
Pada Sabtu, 11 Juli 2015, diketahui bahwa pelaku pengeboman tersebut adalah laki-laki.
Dalam sebuah bukti rekaman CCTV terlihat jelas laki-laki tersebut memang masuk ke dalam toilet sambil membawa benda.
Akan tetapi benda itu cukup kecil, sehingga ledakan yang ditimbulkan tidak terlalu besar.
Namun dia menolak menjelaskan secara detail isi CCTV tersebut.
Kala itu motif pengeboman diduga untuk mengganggu perayaan Idul Fitri.
Ledakan tersebut juga diduga terkait dengan kelompok Negara Suriah dan Irak atau ISIS.
Saat itu kelompok teroris memang tengah genca menyerukan aksi jihad pada anggotanya bertepatan dengan Ramadan 2015.
Empat bulan berselang, terjadi lagi pengeboman di lokasi yang sama pada Rabu siang, 28 Oktober 2015.
Sumber ledakan diduga dari toilet kantin mal yang letaknya ada di lantai basement.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Sutarmo mengungkapkan ledakan terjadi sekira pukul 12.50 WIB ketika karyawan sedang makan siang.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya saat itu, Komisaris Besar Krisna Murti mengatakan ledakan yang terjadi berdaya ledak rendah.
“Low explotion, materinya sudah diamankan,” ucapnya.
Disebutkan olehnya, pelaku pengeboman di dua momen itu dilakukan oleh orang yang sama.
Ledakan yang kedua menyebabkan satu orang luka atas nama Fian yang merupakan karyawan kantin Borneo.
Korban mengalami luka bakar dan terkena serpihan ledakan di bagian kaki sebelah kiri.
Polisi akui sudah mengintai keberadaan pelaku sejak Juli, karena mereka sedang melakukan pengembangan oleh Densus 88, pelaku tersebut terlanjur melakukan aksinya lagi untuk yang ke-2 kali.
Beberapa jam setelah ledakan di Serpong, tim Densus 88 menggerebek rumah pelaku di Kompleks Bumi Indah Permai, Kota Serang.
Dari hasil penggerebekan itu, polisi menangkap seorang pria bernama Leopard Wisnu Kumala berusia 29 tahun.
Dia merupakan pekerja harian lepas yang juga bekerja di salah satu perusahaan dekat Mal Aalam Sutera.
Saat itu belum dipastikan apakah Leopard sebagai pelaku atau bukan.
Setelah dilakukan penyelidikan, Leopard akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.
Ledakan Bom di Alam Sutera Dilatarbelakangi Pemerasan
Pelaku pengeboman mengaku sempat mengancam dan memeras pengembang Alam Sutera.
Ancaman pertama dilayangkan setelah ledakan bom pertama di mal pada 9 Juli 2015 melalui surat elektronik.
Isi surat tersebut adalah permintaan uang Rp350 juta dan kalimat berisi ancaman.
“Jika tidak, akan ada kerusakan lebih besar dan korban jiwa lebih banyak lagi,” tulis ancaman dalam surat itu.
Kepada polisi, Leopard mengaku belajar membuat bom secara otodidak bersumber dari sebuah internet.
Kronologi pengeboman inilah yang menjadi salah satu inspirasi Angga Dwimas Sasongko saat menggarap 13 Bom di Jakarta.
Film yang mengangkat isu teroris ini diperankan oleh sejumlah aktor dan aktris ternama, seperti Rio Dewanto, Ganindra Bimo, Chicco Kurniawan, Ardhito Pramono, Lutesha, Putri Ayudya, Rukman Rosadi, dan Niken Anjani.