TANGSELIFE.COM – Umumnya, lafaz istigfar diucapkan sebagai kalimat penutup amalan atau ketika telah selesai melakukan suatu amalan seperti salat.

Banyak perintah Al-Qur’an maupun hadis agar umat Islam senantiasa mengucapkan lafaz istigfar usai menunaikan kegiatan ibadah.

Hal itu lantaran manusia tidak terjaga dari kesalahan dan dosa mengingat setan selalu mengintai dan mengembuskan nafsu ke dalam dirinya.

Rasulallah SAW adalah manusia yang paling banyak serta tidak pernah bosan mengucapkan lafaz istigfar dan bertobat.

Padahal Rasulallah SAW merupakan orang yang ma’sum atau terjaga dari dosa, dan telah dijamin dosanya diampuni.

Rasulallah SAW bersabda,

وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristigfar dan bertobat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat lainnya, Rasuallah SAW bersabda,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Wahai sekalian manusia. Tobatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertobat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Selain sebagai penutup amalan, istigfar sering diucapkan sebagai zikir, doa, meminta ampunan, serta penambah pahala.

Lafaz Istigfar Terbaik Pilihan Rasulallah SAW

Di antara banyak lafaz istigfar, Rasulullah SAW memilih satu kalimat istigfar yang terbaik yakni Sayyidul Istigfar.

Sayyidul Istigfar dicantumkan dalam buku Kumpulan Doa-Doa harian yang diterbitkan Kementerian Agama.

Berikut lafaznya:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma anta robbi la ilaha illa anta kholaqtani wa ana abduka wa ana ala ahdika wawa’dika mastatha’tu audzubika min syarri maa shona’tu, abu-u laka bini’matika alayya wa abu-u bidzanbi faghfirli fa innahu la yaghfirudzzunuba illa anta.”

Artinya:

“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, yang tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan Engkau yang telah menciptakan diriku.”

“Aku adalah hamba-Mu dan aku berada dalam perintah dan perjanjian-Mu, yang dengan segala kemampuanku perintah-Mu aku laksanakan.”

Doa tersebut bersumber dari hadits HR Imam Bukhari.

Dalam hadits pembukanya, Rasulullah SAW bersabda bahwa Sayyidul Istigfar adalah lafaz istigfar terbaik.

Di bagian penutup hadits, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Man qoolaha minannahaari muqinan biha, famaata mjn yaumihi qabla an yumsiya, fahuwa mkn ahlkl jannah. Wa man qoolaha minallaili wa huwa muqinun biha famaata qabla an yushbiha fahuwa min ahlil jannah.”

Artinya:

“Barang siapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga.”

“Barang siapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.”

Lafaz Istigfar Setelah Salat Fardhu

Tsauban radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah SAW membaca istigfar 3 kali ketika selesai salat.

Selanjutnya membaca,

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

Allahumma antas salam wa minkas salam tabarakta yaa dzal jalali wal ikram.” (HR. Muslim No. 1362 dan Nasai no. 1345)