TANGSELIFE.COM– Mengenal ciri dan penyebab emotional eating yang kerap terjadi ketika seseorang sedih atau bahagia.
Istilah ini merujuk pada keinginan untuk makan ketika seseorang sedang merasakan perasaan tertentu, seperti sedih, kecewa, dan stres.
Kondisi emotional eating ini membuat seseorang tidak bisa mengontrol keinginannya untuk makan, sehingga bisa berpengaruh terhadap kesehatan seperti obesitas.
Biasanya seseorang yang mengalami kondisi ini akan mengonsumsi makanan kesukaannya dalam jumlah banyak ketika menghadapi kondisi yang sulit.
Menurut penelitian, kondisi gangguan makan ini lebih sering terjadi pada wanita.
Lantas, Apa itu Emotional Eating?
Emotional eating adalah kebiasaan mengonsumsi makanan secara berlebihan ketika sedang stres, meski tidak lapar.
Ini merupakan salah satu bentuk pertahanan diri dari perasaan tertentu yang dialihkan dengan cara makan.
Pasalnya, kegiatan makan ini dijadikan pelarian oleh seseorang untuk mematikan perasaan, mengganti, atau melipatgandakan perasaan yang muncul.
Dengan kata lain, emotional eating ini merupakan kegiatan makan secara berlebihan yang dilakukan seseorang untuk mengalihkan perasaan stres, sedih, atau hanya bosan.
Jadi, makan yang dilakukan bukan karena lapar, tapi karena adanya emosi tertentu yang dirasakan seseorang.
Bagi orang yang mengidap kondisi mental ini, kegiatan makan dianggap menjadi suatu penyemangat, sehingga ia mencari kenyaman dari makanan.
Ciri-ciri Emotional Eating
Ciri utama orang yang mengidap emotional eating ini adalah perubahan pola makan berkaitan dengan emosi yang dirasakan.
Ketika sedang mengalami kodisi psikologis seperti tertekan, sedih, stres, atau depresi, penderita emotional eating akan mencari “pelarian” pada makanan.
Penyebab Emotional Eating
Dilansir dari Journal of Eating Disorder, ada beberapa penyebab yang memicu timbulnya kondisi emotional eating, yakni sebagai berikut:
1. Masalah Percintaan
Perasaan sedih, galau, sakit hati memang kerap dirasakan oleh seseorang ketika sedang mengalami masalah di hubungan percintaan.
Namun, seseorang harus berhati-hati pasalnya patah hati ini bisa memicu timbulnya gangguan makan ini jika terus dipendam dan dibiarkan terlalu lama.
2. Tekanan situasional
Gangguan ini juga mungkin terjadi karena adanya tekanan situasional, contohnya adalah ketika terjadi Covid-19 dan semua orang terpaksa untuk berdiam diri di rumah.
Melakukan sesuatu hal terus menurus maka bisa menimbulkan rasa bosan dan akhirnya memilih pelarian dengan makan.
Bisa juga karena mengalami beban yang berat, sehingga mempengaruhi kondisi mental yang membuat timbulnya emotional eating.
3. Tidak akan dukungan
Ketika sedang mengalami masalah, seseorang terkadang membutuhkan bantuan baik seara fisik maupun emosional.
Bahkan bagi beberapa orang, dukungan emosional ini sangat bermanfaat untuk merekan untuk melewati masalah yang dihadapi dengan baik.
Maka ketika ada seseorang yang mengalami masalah, namun tidak mendapatkan dukungan maka rentan terkena stres, depresi, dan gangguan mental lainnya.
4. Insomnia
Insomnia atau gangguan tidur merupakan kondisi di mana penderitanya mengalami kesulitan untuk tidur di malam hari.
Maka hal ini juga bisa memicu timbulnya gangguan makan ini dan jika dibiarkan akan membuat efek samping yang buruk untuk kesehatan.
5. Mengalami masalah kesehatan
Ketika seseorang mengidap penyakit tertentu terkadang membuat dirinya menjadi stres, hal ini juga bisa memicu timbulnya emotional eating.
Cara Mengatasi Emotional Eating
1. Jika ingin makan pahami apakah karena lapar atau emosi
2. Catat apa yang dimakan
3. Hindari keinginan untuk makan, jika Anda tidak benar-benar lapar
4. Ketika stres, sedih, bosan, atau dalam keadaan tertekan alihkan dengan melakukan aktivitas lain
5. Sediakan makanan sehat saja di rumah
6. Lakukan olahraga, meditasi, atau yoga untuk mengelola stres