TANGSELIFE.COM – Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Tangsel, Buana Mahardika mengatakan, salah satu yang menjadi pertimbangan apakah rencana MRT dari Jakarta ke Tangsel (Tangerang Selatan) dapat terealisasi atau tidak adalah soal pembiayaan.

Ia tak menampik bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan rencana tersebut cukup besar, bahkan diprakirakan mencapai puluhan triliun.

“Tadi disampaikan, di atas Rp30 triliunan, trase dua itu ada empat pertimbangan, ada yang nilainya Rp30 triliun, Rp34 triliun sampai ke Rp80 triliunan,” kata Buana sesuai melaksanakan FGD di salah satu Hotel di kawasan Serpong, Kamis, 1 Agustus 2024.

Buana menyebut, besaran anggaran untuk merealisasikan rencana MRT dari Jakarta ke Tangsel tergantung pada spesifikasi yang inginkan.

Semakin bagus spesifikasi yang pilih, lanjutnya, tentu anggaran yang harus digelontorkan akan semakin besar.

Oleh karena itu, pihaknya akan mencoba untuk menggandeng para pengembang yang ada di Kota Tangsel untuk bersama-sama terlibat dalam merealisasikan pembangunan MRT.

“Teman-teman pasti sudah baca di media. Pertama masalah financial dan itu dipaparkan (butuh) berapa puluh triliun untuk menyelesaikan itu, nah tadi makanya kita mengundang teman-teman dari pengembang,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan menegaskan, penggunaan anggaran APBD untuk membiayai pembangunan MRT antara Jakarta dan Tangsel tidak bisa disamakan.

Pasalnya APBD Jakarta diketahui jauh lebih besar jika dibandingkan Kota Tangsel yang hanya mencapai Rp4,5 triliun

“Sekarang kita cari yang paling masuk akal, apakah dengan swasta murni berinvestasi, kenapa enggak, tapi yang penting jangan memberatkan fiskal daerah, karena kan fiskal daerah untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya,” ungkapnya.

Ia berharap rencana pembangunan MRT dari Jakarta ke Tangsel dengan hadirnya opsi trase baru tersebut dapat disambut baik oleh para pengembang yang ada di Kota Tangsel.

“Dari dua trase ini kita kumpulkan stakeholder yang terkait supaya tahu dulu dan mereka bisa mendiskusikan di perusahaannya masing-masing ataupun di lembaganya masing-masing,” tutur Pilar.

“Misalkan dengan pengembang mereka bisa diskusi di internal mereka apa kebutuhannya apa yang mereka bisa support nanti kita cari titik temunya antara PT MRT, Pemda Tangsel, Banten dan DKI dengan pihak swasta,” pungkasnya.

PT MRT mengusulkan opsi trase baru untuk rencana penyambungan jalur kereta MRT dari Jakarta ke Tangsel.

Opsi trase baru itu rencananya akan melintasi sejumlah wilayah mulai dari Lebak Bulus, Bintaro, hingga ke Serpong BSD.

Panjang trase tersebut dikabarkan mencapai 21,73 kilometer dengan prakiraan waktu tempuh 36,2 menit.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Andre Pradana
Reporter