TANGSELIFE.COMGerhana matahari total diperkirakan akan berlangsung di sebagian wilayah Bumi pada Senin 8 April 2024, beberapa hari jelang Idul FItri 1445 H.

Tanggal berlangsungnya gerhana Matahari total diumumkan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Melansir laman resmi NASA, gerhana Matahari total akan dimulai di wilayah Samudra Pasifik Selatan.

Gerhana Matahari total diperkirakan terjadi pada 17.45-18.49 Coordinated Universal Time (UTC) atau pukul 00.45-01.49 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Jika cuaca memungkinkan, maka gerhana pun akan melintasi beberapa wilayah di benua Amerika.

Gerhana Matahari total pertama kali akan melintas sekitar pukul 11.07 waktu setempat di Pantai Pasifik Meksiko, Amerika Selatan.

Lantas, apakah wilayah Indonesia termasuk yang dilalui gerhana Matahari total?

Gerhana Matahari Total Melintasi Indonesia?

Astronom amatir Indonesia, Muh. Ma’rufin Sudibyo mengatakan bahwa gerhana Matahari yang diperkirakan terjadi pada 4 April 2024 itu tidak bisa dilihat di Indonesia.

Menurut Ma’rufin, zona penumbra atau daerah yang melihat gerhana total hanya meliputi Benua Amerika bagian utara dan tengah.

Selain Benua Amerika, gerhana matahari juga dapat dilihat di sebagian kecil Benua Eropa seperti Inggris Raya.

Sementara pada zona umbra atau daerah yang melihat sebagian gerhana Matahari, hanya meliputi wilayah dengan lebar maksimum 200 kilometer.

Lebih lanjut, gerhana yang umumnya terjadi setiap 18 bulan sekali itu tidak bisa dilihat di Indonesia karena persoalan waktu.

“Gerhana takkan terlihat di Indonesia karena terjadi saat tengah malam,” jelas Ma’rufin seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa 19 Maret 2024.

Lebih lanjut, Ma’rufin menerangkan bahwa konfigurasi khas gerhana Matahari hanya akan mencakup sebagian kecil wajah Bumi yang sedang mengalami waktu siang.

“Hanya sebagian kecil wilayah Bumi yang merasakan gerhana karena kecilnya diameter fisik Bulan,” terangnya.

Dampak Gerhana Matahari Total bagi Indonesia

Selain tidak bisa melihat, Indonesia kemungkinan besar tidak menerima dampak langsung akibat gerhana Matahari.

Kendati begitu demikian, dampak secara tidak langsung bisa saja dialami Indonesia, misalnya kondisi pasang surut air laut.

“Dampak tak langsung umumnya terkait dengan pasang surut air laut,” kata Ma’rufin.

Gerhana terjadi ketika konjungsi Bulan-Matahari, di mana Bulan seolah berhadapan langusng sejajar dengan Matahari.

Akibat konjungsi tersebut, resultan gaya tidal mencapai maksimum, sehingga akan berdampak pada pasang surut air laut.

Kondisi seperti ini berpotensi berbahaya pada daerah yang sedang mengalami cuaca ekstrem seperti hujan lebat intensitas tinggi.

Jika kondisi tersebut terjadi, maka aliran air limpasan ke laut akan terganggu dan menyebabkan genangan banjir yang lebih lama.