TANGSELIFE.COM – Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar Sodiq mengikuti kegiatan shalat Subuh berjamaah di Masjid Al Mujahidin Kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu 5 November 2023.

Usai shalat Subuh berjamaah, Kompol Bambang AS pun diberi kempatan memberikan tausiyah pada Pengajian Subuh Masjid Al Mujahidin dengan mengangkat tema “Cinta Tanah Air Bagian dari Iman”.

Bambang mengaku bersyukur mendapat tugas pengabdian di Kecamatan Pondok Aren. Yang menurutnya kultur dan karakteristik masyarakatnya hampir sama dengan kampung halamannya di Lumajang, Jawa Timur.

“Alhamdulilah, di hadapan saya ada para tuan guru, alim ulama, pimpinan pemerintahan, Camat, Lurah, RT/RW, para santri lulusan pesantren, dengan izin Allah saya ada di sini padahal saya belum belajar serius mondok secara khusus di pesantren,” ujarnya.

“Satu-satunya pesantren yang pernah saya seriusi dan ikuti adalah pesantren kilat di sekolah saat SMP dan SMA. Saya pun bukan ahli kitab dan bukan paling hebat dan pintar. Karena saya diundang sebagai Kapolsek Pondok Aren memberikan kajian dan sharing tentang Cinta Tanah Air Bagian dari Iman,” lanjut Bambang mengawali tausiyah.

Tausiyah Kapolsek Pondok Aren

Pondok Aren
Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar Sodiq mengikuti kegiatan shalat Subuh berjamaah di Masjid Al Mujahidin Kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu 5 November 2023.

Pada kesempatan itu, Bambang menjelaskan cinta tanah air adalah fitrah dari setiap manusia yang ada di dunia. Tidak ada manusia normal yang tidak cinta kepada kampung halamannya atau kepada tanah air dan bangsanya.

“Setiap tahun di Indonesia yang bisa kita saksikan menjelang lebaran adalah tradisi pulang kampung. Tradisi tahunan terjadi dan menjadi PR pemerintah untuk menyiapkan bagaimana tradisi pulang kampung tersebut menjadi aman dan nyaman bagi semua masyarakat,” ungkapnya.

Bambang mengatakan, Masyarakat bisa tersenyum dan bahagia saat melihat kampung halamannya. Semua infrastruktur dan pendukungnya disiapkan untuk menyambut hajat tahunan tersebut.

“Semua Masyarakat menyambut setiap tahun tersebut dengan menyiapkan segala sesuatunya untuk menjadi kebanggaan saat ada di kampung halamannya. Itu salah satu fitrah kita sebagai manusia normal mencintai tanah air atau kampung halamannya,” jelasnya.

Perwira polisi berpangkat melati satu ini juga menceritakan saat Rasulullah Nabi Muhammad SAW diusir dari kampung halamannya di Kota Suci Mekah Al Mukarohamah menuju ke Kota Madinah Al Munawaroh.

“Saat itu Rasulullah menengok pandangannya ke Kota Mekah, dengan sedih menengok karena diusir oleh kaumnya, oleh keluarganya sendiri Abu Jahal dan Abu Lahab. Dalam salah satu hadits sahih oleh At Turmudzi: Kalaulah aku tidak diusir, aku tidak akan pergi,” ungkapnya.

Bambang mengungkapkan, beratnya orang diusir dari kampung halamannya sama beratnya atau setara dengan orang diperintah untuk membunuh dirinya sendiri.

“Jadi bisa dianalogikan bahwa cinta tanah air atau kampung halaman memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Tetapi yang harus diketahui oleh para jamaah adalah bahwa Beliau bukan jadi Nabi dulu baru cinta Kota Mekah”

“Mencintai tanah air atau rindu tanah air itu disyariatkan. Rasulullah pernah didatangi oleh kaumnya yang terluka dan ingin sembuh, lalu Beliau meletakkan jari di mulutnya dan diletakkan jari tersebut di tanah dan diusapkan, baru dibasuh ke luka orang tersebut. Dengan doa Beliau menyampaikan bahwa tanah kampung halaman bisa dijadikan obat dan menjadi keberkahan Allah,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow
Sopiyan
Editor