TANGSELIFE.COM – Sebuah video viral di media sosial mengungkapkan adanya tindakan pembubaran aktivitas ibadah di Tangsel yang dilakukan oleh warga setempat kepada sekelompok mahasiswa.
Peristiwa pembubaran aktivitas ibadah di Tangsel tersebut terjadi di jalan Ampera Poncol, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Minggu malam, 5 Mei 2024
Salah seorang warga yang bermukim dekat dengan lokasi kejadian, Wawan (45) mengatakan, kejadian itu bermula saat ketua RT memberikan teguran karena adanya aktivitas kumpul yang dilakukan oleh sejumlah pemuda di sebuah rumah indekos.
Wawan menyebut, teguran tersebut bukan pertama kali diberikan, sebelumnya warga juga telah beberapa kali menegur lantaran merasa terganggu karena aktivitas yang dilakukan sampai larut malam.
“Mereka ini kan ngontraknya satu atau dua orang, mereka kalau ngumpul ngajak teman-temannya entah dari mana pada kumpul disini,” kata Wawan kepada awak media, Senin, 6 Mei 2024.
Ia mengungkapkan, puncak teguran terjadi pada Minggu malam (5/5) pada saat itu para pemuda yang diketahui merupakan mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) sedang melakukan aktivitas Doa Rosario.
Pada malam itu, ketua RT setempat melontarkan teguran dan menyarankan agar aktivitas ibadah dilakukan di rumah peribadahan.
Terlebih pada saat itu mahasiswa yang turut berkumpul juga dalam jumlah yang cukup banyak.
“Puncaknya semalam dia ngadain kebaktian atau doa, banyak teman, maksudnya ditegur sama RT dan RW kalau misalnya berdoa jangan disini, kita juga kalau punya di Masjid atau Gereja,“ ungkapnya.
Usai adanya teguran tersebut, lantas terjadi cekcok dan kericuhan antara ketua RT dan sejumlah mahasiswa tersebut.
Kericuhan itu langsung membuat sejumlah warga turut menghampiri ke lokasi kejadian.
Kronologi Pembubaran Aktivitas Ibadah di Tangsel, Terjadi Baku Hantam Antara Warga dan Sekelompok Mahasiswa Unpam
Saat terjadi kericuhan itu, dikabarkan terjadi baku pukul antara mahasiswa dan warga setempat. Warga yang terkena pukul lantas tidak terima dan pergi mengambil senjata tajam.
“Pas lagi ramai serang-serangan begitu, dari situ dia gak terima, lagi pada misah-misahin karena itu orang banyak mungkin kepukul, dia gak terima akhirnya pulang dah tuh ngajak adiknya bawa pisau,” jelasnya.
Sementara itu, di lokasi yang sama, salah warga yang menjadi korban, Farhan Rizky Romadon menyebut, ia yang melihat ada warga membawa senjata tajam lantas menahan yang bersangkutan untuk menghampiri lokasi kericuhan.
Ia yang sebelumnya sempat melerai perkelahian justru menjadi korban salah sasaran dari peristiwa kericuhan tersebut.
“Yang warga sini tidak terima kalau dipisahkan, lalu dia menganggap saya teman si mahasiswa, padahal saya tidak kenal siapa-siapa, saya hanya memisahkan sebagai orang netral. Karena hati nurani kasian melihatnya,” terangnya.
Farhan sendiri sempat melihat ada salah satu warga yang membawa senjata tajam, sontak ia menahan warga tersebut dan bertanya kenapa membawa senjata tajam.
“Datang orang yang memakai baju merah membawa pisau, karena takut anak orang dibunuh gua langsung teriak woi bang kenapa bawa pisau,” ujarnya menirukan ucapannya pada saat itu.
“Dia langsung menodong gua ke arah perut, sempat gw tahan pakai tangan, tidak tahu dari mana tiba-tiba kepala gua kena. Gua kira di tampol, tapi ternyata tiba-tiba kepala gua keluarkan darah,” tambahnya
Pihak kepolisian Polres Tangsel saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa pembubaran aktivitas ibadah di Tangsel yang menyebabkan bentrok antara para mahasiswa Unpam yang bersangkutan dengan warga sekitar.
“Masih diselidiki fakta-fakta di TKP (Tempat Kejadian Perkara, red) mohon waktu nanti akan disimpulkan,” kata Agil dalam keterangan tertulis yang diterima Tangselife.com, Senin, 6 Mei 2024.