TANGSELIFE.COM– Menteri ATR/BPN Nusron Wahid mendatangi area pagar laut Bekasi yang berlokasi di Kampung Paljaya, Kabupaten Bekasi pada hari Selasa, 4 Februari 2025.
Ketika sudah sampai di lokasi betapa terkejutnya politikus Partai Golkar tersebut, mengetahui bahwa pagar laut di Bekasi yang luasnya lebih dari 581 hektar ini telah bersertifikat.
Nusron Wahid mengaku selama hidupnya belum pernah mengurus sertifikat lahan atau bangunan sendiri, sehingga sangat terkejut mendengar ada sertifikat tanah di tengah laut seluas 581 hektar.
Menurutnya terbitnya sertifikat di area pagar laut Bekasi ini merupakan permainan yang luar biasa.
“Iya, akalnya selaut. Gila, permainan ini luar biasa,” ujar Nusron.
Siapa Pemilik Sertifikat Pagar Laut Bekasi? Ini Jawabannya
Dari total luas area pagar laut Bekasi, sekitar 90,159 hektar perairan telah bersertifikat atas nama PT Cikarang Listrindo.
Lalu, 419,635 hektar lainnya dimiliki oleh PT Mega Agung Nusantara (MAN).
Kedua perusahaan ini mendapatkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB).
Selain dua perusahaan besar tersebut, sertifikat pagar laut Bekasi juga dimilik oleh 11 individu dengan status Sertifikat Hak Milik (SHM).
Diketahui SHM yang dimiliki 11 individu ini dengan total luas sekitar luas sekitar 72,571 hektar.
Namun, ada indikasi manipulasi dalam kepemilikan tanah oleh 11 individu tersebut.
Pasalnya, area luas 72,571 hektar itu sebenarnya berasal dari tanah darat seluas 11 hektar yang terletak di Desa Segara Jaya.
Tanah tersebut sebelumnya dimiliki oleh 84 orang dalam 89 bidang tanah hasil program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) pada 2021.
Anehnya, setahun setelah program PTSL berjalan, Nomor Identifikasi Bangunan (NIB) milik 84 orang itu tiba-tiba berpindah dari daratan ke area pagar laut Bekasi kejelasan.
