TANGSELIFE.COM – Guru sekaligus pembina pramuka berinisial HDW dinonaktifkan oleh pihak SMK Negeri 5 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) setelah informasi yang menyebutkan bahwa ia diduga predator seksual viral di jagat media sosial.

Kepala SMKN 5 Tangsel, Rohmani Yusuf mengatakan, HDW resmi dinonaktifkan sebagai guru sejak hari ini, Senin, 23 September 2024.

Saat ini pihak sekolah sedang mengurus kelengkapan berkas administrasi penonaktifan HDW sebagai guru untuk diserahkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

“Yang bersangkutan perhari ini tanggal 23 September sudah kami nonaktifkan dan terkait kelengkapan administrasi akan kami koordinasikan dengan Dinas Pendidikan Provinsi Banten,” kata Rohmani di SMKN 5 Tangsel, Senin, 23 September 2024.

Pembina Pramuka di Tangsel yang Diberikan Penghargaan Pancawarsa III Juga Berprofesi Sebagai Guru di SMKN 5 Tangsel

Terduga pelaku pelecehan seksual diketahui sudah mengajar di SMKN 5 Tangsel sejak tahun 2013 dengan status guru honorer.

Sebelumnya ia mengajar mata pelajaran matematika, saat ini HDW mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).

Rohmani mengungkapkan, pihak sekolah mengambil tindakan tegas dengan langsung melakukan penonaktifan agar tidak ada lagi siswi yang menjadi korban pelecehan seksual.

“Pertimbangan kami penyelamatan lembaga, juga penyelamatan peserta didik. Itu yang menjadi komitmen kami dalam mengambil tindakan tegas terhadap pelaku dalam hal ini,” tuturnya.

Rohmani menuturkan, sebelumnya ia tidak mengetahui bahwa HDW merupakan pelaku pelecehan seksual, pasalnya kejadian itu terjadi pada 2010 silam.

Ia sendiri mengaku baru mengetahui adanya kejadian itu setelah viral dijagat media sosial. Saat itu pihak sekolah langsung melakukan klarifikasi kepada HDW.

“Sebelumnya saya tidak mengetahui kasus yang terjadi sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini. Sehingga kami menganggap yang bersangkutan tidak pernah punya masalah,” tuturnya.

Saat ini pihak sekolah masih melakukan investigasi untuk mengetahui apakah ada siswi dari SMKN 5 Tangsel yang juga menjadi korban pelecehan seksual dengan membuka layanan pengaduan.

Kronologi Dugaan Tindak Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pembina Pramuka di Tangsel

Pembina pramuka di Tangsel Lakukan Pelecehan Seksual
Kronologi pelecehan seksual yang dilakukan pembina pramuka di Tangsel yang ditulis oleh akun @boimbomi

Diberitakan sebelumnya, informasi mengenai pembina pramuka sekaligus guru SMKN 5 Tangsel calon penerima penghargaan yang diduga merupakan pelaku pelecehan seksual diungkapkan pertama kali oleh akun instagram @boimbomi

Dalam unggahannya, ia menyebut bahwa pelecehan seksual terjadi terhadap beberapa binaan anggota pramuka di SMP Negeri 3 Tangsel pada tahun 2010 silam.

Mereka diduga mendapatkan aksi pelecehan seksual dengan berbagai cara, mulai dari tangan menggerayangi tubuh, bahkan hingga menindih dan mencium bibir korban.

“Hari ini saya marah besar mendengar ada predator seks diberikan penghargaan Pancawarsa III oleh Kwarcab Kota Tangsel,” katanya di unggahan tersebut, dilihat Senin, 23 September 2024.

Aksi bejat tersebut sempat terkuak, pria itu informasinya sempat dikeluarkan dari sekolahnya tempat ia mengajar.

Namun berselang beberapa tahun berikutnya, pria tersebut dikabarkan kembali melakukan pelecehan seksual pada acara Jambore Cabang pada tahun 2016.

Dugaan aksi pelecehan tersebut menimpa salah satu anak sekolahan dengan modus yang sama, namun aksinya kali ini ketahuan.

Saat itu Kwarcab Tangsel memberikan hukuman. Namun hukumannya dinilai sangat ringan yaitu dinonaktifkan berpramuka selama lima tahun.

“Hukuman ringan mungkin masih bisa diperdebatkan, tapi hari ini, pelaku malah diberikan penghargaan Pancawarsa III. Saya rasa ini menghinakan korban dan akal sehat saya,” ungkapnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Jihan Hoirunisa
Editor
Andre Pradana
Reporter