TANGSELIFE.COM – Perusahaan asal China bernama Pang Dong Lai menerapkan kebijakan unik, yakni memberikan cuti karyawan yang lagi sedih.

Umumnya, pegawai mendapatkan cuti dari perusahaan saat sedang sakit, menikah, melahirkan, atau ada kepentingan mendesak lainnya.

Tapi, jaringan supermarket yang sudah besar ini justru menawarkan jatah ‘cuti tidak bahagia’ selama maksimal 10 hari setiap tahunnya.

Izin cuti karyawan yang lagi sedih ini bahkan bisa dilakukan tanpa persetujuan dari sang manajer.

Kebijakan tersebut membuat para pekerja bisa beristirahat dari pekerjaannya ketika merasa sedih, cemas, patah hati, atau kondisi psikis lainnya.

Alasan Perusahaan di China Beri Izin Cuti Karyawan yang Lagi Sedih

Pang Dong Lai merupakan perusahaan pengecer di Provinsi Henan, China yang berdiri sejak Maret 1995.

Perusahaan tersebut fokus menjual produk-produk ke pusat perbelanjaan besar.

Kepala perusahaan Pang Dong Lai sekaligus taipan ritel China yakni Yu Dong Lai mengungkap alasannya memberi jatah 10 hari cuti karyawan yang lagi sedih.

Menurutnya, setiap orang punya fase ketika mereka sedang tak bahagia. Untuk itu karyawan diminta untuk tak datang bekerja ketika sedih sedih.

Yu menegaskan bahwa permohonan cuti untuk karyawan yang lagi sedih ini tidak bisa ditolak oleh manajemen. Pihak yang menolak cuti karyawan yang lagi sedih dinyatakan melakukan pelanggaran.

Ia meyakini kebijakan ini akan memberdayakan para pegawai untuk menentukan waktu istirahatnya sendiri.

Lantaran mereka bebas merencanakan kapan cuti tersebut ingin diambil.

Tak hanya cuti bahagia, perusahaan di China tersebut juga mengeluarkan kebijakan agar tiap pegawai hanya bekerja selama 7 jam dalam sehari, libur pada akhir pekan, dan memperoleh cuti tahunan selama 30-40 hari, serta libur lima hari selama tahun baru Imlek.

Pang Dong Lai menegaskan bahwa ia tak ingin menjadi perusahaan besar, melainkan ingin karyawannya memiliki kehidupan yang sehat dan santai sehingga perusahaan juga demikian.

Yu mengecam kebiasaan para bos di China yang memberlakukan jam kerja panjang dan lembur bagi para pegawai.

Kondisi tersebut dinilai tak pantas dan termasuk perampasan peluang bagi orang lain untuk berkembang.

Di sisi lain, perusahaan di China tersebut juga memberlakukan sistem sertifikasi tingkat pekerja bagi para pegawainya.

Petugas yang memiliki kemampuan profesional dalam tingkat tertentu berhak mendapatkan penghasilan sampai 500.000 yuan atau sekitar Rp1,12 miliar per tahun.

Budaya Kerja China yang Sangat Keras

Kebijakan cuti karyawan yang lagi sedih diterapkan Pang Dong Lai guna menyeimbangkan budaya kerja keras pekerja China.

Budaya kerja keras tersebut dinilai menimbulkan gangguan mental bagi pekerja.

Pada survei 2021 mengenai kecemasan pekerja China menunjukkan, ada lebih dari 65 persen pegawai yang lelah dan tak bahagia di tempat kerja.

Kendati demikian, warga China tetap menerapkan budaya yang keras dan melelahkan dengan nama 996.

Mereka bekerja dari pukul 9 pagi sampai 9 malam selama 6 minggu.

Penghasilan yang kecil, politik di tempat kerja, hingga budaya lembur juga berkontribusi besar terhadap emosi negatif di kalangan pegawai di China.

Cheung Kong Graduate School of Business melaporkan, sebanyak 40 persen pekerja di China berisiko kena masalah kesehatan mental.

Hal ini bisa saja disebabkan oleh angka pengangguran dan biaya hidup yang tinggi.

Selain itu, pekerja di sana yang berusia 18-25 tahun memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang tertinggi dibanding generasi lain di tempat kerja.

Untuk melindungi pekerja dari lembur yang tak dibayar, pemerintah setempat mempertimbangkan untuk memberi perlindungan hukum pekerja yang terpaksa tetap online di luar jam kerja.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter