TANGSELIFE.COM– Istilah “Silent Majority” kini tengah ramai diperbincangkan di media sosial usai hasil perhitungan cepat atau quick count Pemilu 2024 diumumkan.

Pasalnya, ketua TKD Prabawo Subianto-Gibran Rakabuming Jawa Barat, Ridwan Kamil atau RK menuliskan istilah tersebut dalam unggahan instagram pribadi miliknya.

“Pelajaran. Silent majority sudah berbicara. Siapa mereka?,” tulis Ridwan Kamil di unggahan reels instagramnya.

Adapun, postingan tersebut dibuat usai hasil perhitungan sementara menunjukkan bahwa pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran berhasil unggul.

Lantas, apa yang dimaksud silent majority atau pendukung senyap dan hubungannya dengan Pemilu 2024.

Apa Arti Silent Majority di Postingan Ridwan Kamil?

Arti silent majority
Postingan Reels Instagram Ridwan Kamil

Seperti yang kita tahu bahwa rakyat Indonesia habis melaksanakan pesta demokrasi pada 14 Februari 2024 kemarin.

Usai pencoblosan capres-cawapres dan calon legisatif (caleg), maka dilakukan quick count untuk mendapatkan gambaran sementara siapa pasangan calon (paslon) yang unggul.

Hasil sementara perhitungan cepat ini menimbulkan sejumlah perdebatan untuk para pendukung paslon hingga tercetus istilah silent majority yang dituliskan RK.

Dalam unggahannya Ridwan Kamil mendifinisikan silent majority menjadi tiga arti, yakni:

1. Mereka yang menyimak namun jarang komen, jarang ribut-ribut di medsos tiap akun ini posting #politik.

2. Ramai di media sosial oleh noisy minority bukan ukuran realita yang sama di lapangan

3. Bulian/ejekan di media sosial tidak pernah kami jawab, cukup kami jawab dengan kerja-kerja terukur di lapangan.

Maka postingan tersebut mendadakan bahwa pendukung pasangan Prabowo-Gibran adalah golongan pendukung senyap.

Hak suara pendukung senyap ini menjadi kelompok yang berpengaruh dalam keunggulan paslon nomor urut 2.

Adapun, istilah pendukung senyap ini memang kerap muncul pada masa Pemilu, lalu apa arti sebenarnya dan asal usulnya? berikut ulasannya.

Apa yang Dimaksud Silent Majority dalam Pemilu?

Secara umum, silent majority adalah sebutan untuk kelompok besar pemilih yang tidak secara terang-terangan menyatakan dukungan untuk salah satu paslon.

Biasanya golongan ini merupakan kelompok besar masyarakat yang aktif dalam politik, namun tidak mengungkapkan pendapat politiknya di depan umum.

Individu yang menjadi pendukung senyap ini memiliki latar belakang berbeda.

Meskipun tidak vokal mengutarakan pendapat politik, namun paslon yang bisa menarik pendukung dari golongan ini bisa memenangkan Pemilu dan lebih mudah untuk menyetujui kebijakan mereka.

Sementara menurut para ahli, silent majority adalah mayoritas orang yang diam dan tidak blak-blakan terkait pendapat mereka atau singkatnya adalah mayoritas pendukung yang diam.

Istilah ini digunakan pertama kali pada saat Warren Harding berkampanye pada tahun 1919, lalu pada tahun 1960-an politikus Richard Nixon juga menggunakan istilah silent majority ini.

Nixon menggunakan istilah ini untuk menyalakan semangat para pemilih yang mungkin tidak memilih karena tidak puas terhadap Pemilu.

Ini juga menjadi cari Nixon utuk menarik sejumlah pemilih yang menjadi pendukungnya.