TANGSELIFE.COM – Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) nomor urut dua, Ruhamaben-Shinta Wahyuni Chairudin menjadi kandidat yang jarang melakukan kampanye di masyarakat.

Sebagai penantang petahana, langkah itu seakan memberi kesan bahwa pasangan tersebut setengah hati untuk maju dalam kontestasi Pilkada Tangsel 2024.

Berbeda dengan lawannya, pasangan petahana Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan justru berkampanye sebanyak 7 titik setiap harinya yang tersebar di berbagai wilayah Tangsel.

Ketika dihubungi, Ruhamaben mengungkapkan alasan dirinya jarang melakukan kampanye langsung turun ke masyarakat.

Ia menjelaskan, pihaknya lebih memilih menggunakan pola kampanye yang dimotori langsung oleh para pendukung dan relawannya dari unsur masyarakat itu sendiri.

Menurutnya saat ini banyak masyarakat Tangsel yang tidak puas dengan kinerja petahana, dengan kehadiran dirinya dan Shinta Wahyuni Chairudin saat ini masyarakat memiliki alternatif pilihan lain.

“Saya menangkap di masyarakat itu banyak banget ketidakpuasan, maka yang berkampanye masyarakat itu sendiri, saya hanya datang ke mereka, mereka setuju dengan kita, mereka yang bergerak,” kata Ruhamaben ketika dihubungi, Kamis, 17 Oktober 2024.

Politisi PKS itupun menerangkan, dalam sehari dirinya hanya melakukan kampanye satu atau dua kali. Sisanya kampanye akan dilakukan oleh masyarakat yang didatanginya itu.

Para pendukung dan relawan yang nantinya mensosialisasikan dirinya akan diberikan pemahaman terkait visi misi dan program unggulan yang akan dikerjakan.

“Tidak banyak, (paling) satu titik, tapi terus yang lain para relawan dan pendukung yang bergerak,” tuturnya.

Sindir Benyamin-Pilar

Ruhamaben justru menyindir pasangan Benyamin-Pilar yang sangat antusias melakukan kampanye turun ke masyarakat.

Menurutnya sebagai pasangan petahana seharusnya mereka tidak perlu terlalu banyak turun ke masyarakat.

Pasalnya masyarakat yang puas dengan kinerja petahana seharusnya akan kembali memilihnya pada periode selanjutnya, ia pun menilai bahwa hari ini banyak masyarakat yang tidak puas dengan kinerja petahana selama memimpin kota bermotto Cerdas, Modern dan Religius ini.

“Kalau petahana itu harusnya udah gak perlu kampanye kalau kerjanya bagus. Kalau kerjanya bagus dia tinggal tidur saja menang,” ujarnya.

“Kalau udah berhasil (kinerjanya) pasti kan gak perlu dia menjelaskan apapun, hasil pembangunannya sudah (otomatis) mengkampanyekan dirinya,” tambahnya.

Ruhama pun turut menyinggung bahwa hingga saat ini masih banyak ketimpangan pembangunan di Kota Tangsel.

“Saya kan orang asli Tangsel, saya membersamai masyarakat di Tangsel, Tangsel itu bukan hanya BSD, Alam Sutera dan Bintaro. Jadi kalau kita lihat apakah pembangunan cukup dirasakan di wilayah-wilayah lain? kalau saya si secara fisik tidak melihat ada banyak perubahan, artinya ada ketimpangan pembangunan,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Andre Pradana
Reporter