TANGSELIFE.COM – Angka stunting di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali mengalami peningkatan sebesar 0,2 persen.
Dengan kenaikan tersebut, angka stunting di Tangsel dari yang sebelumnya 9 persen menjadi 9,2 persen.
Padahal sebelumnya angka stunting di Tangsel sempat mengalami penurunan pada tahun 2022 dari 19,9 persen menjadi 9 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel, Alin Hendalin Mahdaniar mengatakan, kenaikan angka stunting diketahui berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023.
“Hasil Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 sebanyak 9,2 persen. Dari 9 menjadi 9,2 persen,” kata Alin, Jumat, 24 Mei 2024.
Beda Data Antara Kemenkes dan Dinkes Tangsel
Angka 9,2 persen merupakan rilis hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Survei Kesehatan Indonesia.
Sementara Kota Tangsel mengklaim memiliki catatan tersendiri terkait jumlah data penderita stunting berdasarkan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM).
Berdasarkan data tersebut, angka stunting di Tangsel pada tahun 2022 sebanyak 1,15 persen atau 1.333 balita.
Sedangkan pada tahun 2023 mengalami penurunan menjadi 0,82 persen atau 894 balita.
Kendati demikian Alin mengungkapkan, hal tersebut tidak menjadi hambatan untuk pihaknya melakukan berbagai upaya menurunkan angka stunting.
“Tapi (perbedaan data) ini bukan sesuatu yang harus diperdebatkan. Kami punya data sehingga sasaran yang harus diintervensi pun jelas,” ungkapnya.
“Yang pasti intervensi harus dioptimalkan lagi, kerja kolaborasi antar OPD (Organisasi Perangkat Daerah, red) di Tangsel yang sudah bagus harus terus dimaksimalkan,” lanjutnya.
Walikota Harap Angka Stunting di Tangsel Kembali Turun
Sementara itu Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie berharap seluruh OPD dilingkup pemerintah kota dapat berkolaborasi agar stunting dapat kembali turun.
Salah satu upaya yaitu dengan menggelar program rembuk stunting di tujuh kecamatan yang ada di Kota Tangsel.
“Tujuh kecamatan juga kita dorong untuk melaksanakan rembuk stunting untuk menemukan langkah-langkah strategik apa yang harus dilakukan oleh pemerintah kota dengan seluruh perangkatnya untuk menekan angka stunting di Tangerang Selatan ini secara bersama,” kata Benyamin.
Menurut Benyamin, meski terlihat ada kenaikan sedikit hanya 0,2 persen saja, tetapi hal ini tidak boleh diabaikan.
“Makanya dalam rembuk stunting ini harus ditemukan, kenapa ini kok naik 0,2 persen? Padahal tahun lalu turun sampai 10 persen. Harusnya sekarang bayangan saya menjadi 5 persen, tapi kok malah naik. Nah, ini di rembuk stunting ini harus ditemukan penyebab dan solusi strategisnya apa,” pungkasnya.